"Guru hebat sadar bahwa ia tidak akan meninggalkan jejak apa pun dalam diri muridnya" qoute @iwanpranoto.
-------------------------------------------------------------------------
Menarik sekali kicauan sang Profesor Matematika ITB tersebut. Mengapa demikian?
Saya mencoba merunut kicauan tersebut. Ternyata beliau juga membuat kicauan lain sebelum itu, diantaranya "Guru mediocre adalah guru yang hanya mampu menciptakan kloning-kloning dirinya":D
Barangkali, ini berkaitan dengan salah satu fungsi guru yaitu sebagai 'inspirator'. Maknanya, guru hendaknya mengupayakan agar yang ia sampaikan bisa menimbulkan inspirasi bagi siswanya untuk melakukan/menciptakan sesuatu yang baru.
Menilik fungsi tersebut maka sudah selayaknya bahwa setiap guru memasang target pribadi agar para siswanya bisa menciptakan pribadi-pribadi yang 'mau dan bisa berpikir. Dengan kata lain, guru hendaknya membuka cakrawala berpikir para siswanya seluas-luasnya. Caranya adalah membantu masing-masing siswa mengenali tipe kecerdasan yang dimilikinya.
"Tapi kan materi pelajarannya sama?"
Boleh jadi demikian, karena bagaimanapun seorang guru terikat kurikulum. guru tidak bisa begitu saja keluar dari kurikulum, sebab akan sulit pertanggungjawabannya. Namun, patut diingat, kurikulum menyediakan berbagai alternatif dalam mengembangkan materi seiring kebutuhan penyediaan fasilitas untuk siswa yang memiliki tipe kecerdasan berbeda.. Apalagi bila kita merunut tentang evaluasi atau penilaian. Melalui instrumen penilaian inilah kita bisa membantu siswa mengenali tipe kecerdasannya yang unik tersebut.
"Tapi, kan semua berujung ke UN?"
Nah, itu dia........!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H