Mohon tunggu...
Isna Puryanta
Isna Puryanta Mohon Tunggu... -

Barangkali, sayalah guru gagal itu. Gagal setia pada keadaan menjadi suruhan pelaksanaan kebijakan. Gagal paham dengan arah kejujuran pendidikan. Dan gagal berpasrah pada buruknya keadaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

DPR Sama DPR Bertarung, Mereka Mati Sendiri!

11 November 2014   19:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:04 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kisruh DPR yang bermula dari sisa perseteruan Pilpres antara KMP dan KIH akhirnya menemukan jalan akhir. Mereka sepakat berdamai dengan bentuk pembagian kursi untuk kedua belah pihak plus rencana revisi UU MD3 yang menjadi pangkal kekisruhan tersebut. Sangat menyenangkan? Tidak juga.

Ketika kisruh sedang puncak-puncaknya pun, antusiasme masyarakat menanggapinya juga tidak seriuh kisruh-kisruh DPR sebelumnya. Memang ada tanggapan, utamanya melalui media social, tetapi tetap saja tidak mampu mengalihkan semua perhatian pengguna secara umum. Hanya selintas-selintas saja yang menyuarakan itu.

Sikap ini agaknya tertular dari sikap pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi yang tampaknya tidak terlalu gusar dengan kejadian itu. Beliau tampak tenang-tenang saja dan tetap menjalankan kegiatannya dengan biasa. Bahkan, Beliau bisa dengan tenang menghadiri APEC di Beijing meski kisruh di DPR belum selesai. Ada kesan atau mungkin semacam keyakinan bahwa kisruh tersebut akan berhenti dengan sendirinya. Dan sepertinya, keyakinan itu benar-benar terjadi. Kisruh DPR berhenti dengan sendirinya lewat perdamaian antara kedua kubu.

Barangkali, dalam kasus ini tak berlaku peribahasa gajah sama gajah bertarung, pelanduk mati di tengah. Nyatanya yang bertarung bukanlah mereka yang berwatak gajah, besar di raungan dan besar di tindakan. DPR hanya besar di ambisi berebut kursi dan kecil keberpihakannya kepada rakyat. Maka tak salah bila rakyatpun tak terlalu ambil pusing dengan tingkah mereka.

Kehidupan berjalan normal. Tak ada rakyat yang berbondong-bondong mengepung gedung DPR meminta anggota DPR menghentikan tingkah mereka. Dan ini benar-benar efektif, mereka tidak mendapat panggung. Justru mereka mati sendiri. Tunjangan tidak bisa dicairkan. Padahal, boleh jadi mereka sangat membutuhkan itu untuk bulan madu masa-masa awal menjadi anggota DPR.

Jadi, mungkin ini bisa dijadikan model. Biarkan anggota DPR bertingkah sesuka hati. Kehidupan harus terus berjalan. Biarkan mereka belajar mengenali kembali siapa sebenarnya mereka. Bravo masyarakat dan bangsa Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun