Mohon tunggu...
Sindi Mujahidah
Sindi Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pamulang

Saya suka mencoba hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis yang Kehilangan Arah

30 Juni 2024   20:30 Diperbarui: 30 Juni 2024   21:03 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Pada dua puluh dua tahun silam tepatnya di tahun 2002, seorang ibu sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya demi kelahiran sibuah hati yang dinanti. Di hari itu lahirlah seorang anak perempuan dari keluarga yang sangat sederhana. Kelahiran anak perempuan ini menambah rasa syukur serta kebahagiaan pada keluarga ini.

Anak perempuan itu terus tumbuh dan berkembang setiap harinya, minggunya, bulannya, bahkan setiap tahunnya. Sang ibu senantiasa berusaha memberikan yang terbaik untuk tumbuh kembang anaknya. Kini anak perempuan itu mulai beranjak dari masa anak anak, masa remaja hingga menjadi seorang gadis.

Gadis itu kini tumbuh menjadi seorang wanita yang harus melanjutkan hidupnya sendiri, jauh dari pandangan orang tuanya. Dia harus melanjutkan pendidikannya mencoba untuk memberikan yang terbaik untuk kedua orang tuanya. Meskipun terkadang perjuangan nya tak dihargai atau mungkin tak terlihat sama sekali.

Hari-hari yang dia jalani begitu berat baginya, seorang gadis yang tak pernah jauh dari orang tua nya,tiba-tiba harus merantau dan jauh dari orang tuanya. Tentunya gadis itu merasa sendiri dan kesepian. Gadis itu sering kali menangis, meraung di tempat yang sepi, sunyi dan tentunya sendiri, dia mencoba untuk mengeluarkan segala yang dirasakannya lewat tangisan.

Gadis itu sering kali kehilangan arah, entah mau apa? Entah mau kemana? Kadang berjalan tanpa arah tujuan. Dia tak tau arah kemana yang harus dia jalani, arah mana yang bisa membuat dia baik baik saja, arah mana yang bisa membuat dia berhasil, arah mana yang membuat dia bisa mengantarkan ke tujuan yang ia semogakan.

Ibu, ternyata gini yaa hidup di dunia luar jauh darimu bukanlah suatu hal yang mudah, tak seindah yang ku bayangkan dulu. Ibu, gadis itu membutuhkan sosok dirimu, dia ingin kau ada di sisinya, dia ingin menceritakan segalanya kepadamu, dia butuh elusan dan pelukan mu yang akan membuat nya jauh lebih tenang. Ibu, gadis ini merindukan mu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun