Mohon tunggu...
Sindi Farwani
Sindi Farwani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Riau

Seorang mahasiswa yang terjun kedunia sastra sejak ia berusia 19 tahun.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis Tokoh Utama Tono Dalam Novel Belenggu Karya Armijn Pane

13 Januari 2025   12:15 Diperbarui: 13 Januari 2025   12:15 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

PEMENUHAN KEBUTUHAN FISIOLOGIS TOKOH UTAMA TONO DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE

Sindi Farwani

               Armijn Pane adalah seorang sastrawan Indonesia yang memiliki karya sastra berbentuk Novel, Puisi, Cerpen, dan Drama. Satu satunya karya sastra novel yang di tulis oleh Armijn Pane adalah Novel yang berjudul Belenggu. Novel Belenggu ini adalah Novel yang diterbitkan oleh Pujangga Baru pada tahun 1940 dan juga merupakan novel psikologis pertama indonesia. Dikatakan sebagai roman psikologis karena menitikberatkan pada keadaan jiwa setiap tokoh utama[1]. Novel ini dianggap banyak mengandung hal hal yang melanggar norma umum seperti menceritakan tentang perceraian, poligami, dan pelacuran. Oleh karena itu, pada awalnya novel ini tidak diterima diterbitkan pada Balai Pustaka. Namun, setelah novel Belenggu ini di terbitkan oleh Pujangga Baru pertentangan pun masih terjadi. Masih banyak pro dan kontra terhadap isi dari novel Belenggu tersebut. Sebelum novel Belenggu dibuat, terdapat isu sosial yang terjadi yaitu anak bangsa menghadapi suatu adat dan adanya kawin paksa. Oleh karena itu, lahirnya novel Belenggu karena adanya atensi Armijn terhadap isu sosial yang terjadi pada saat itu. 

            Dalam novel berjudul Belenggu,Armijn membuat sebuah cerita bertema keluarga tidak harmonis dan hubungan percintaan. Dalam novel tersebut terdapat gambaran  pernikahan yang tidak didasari rasa saling cinta dan berakhir menimbulkan banyak pertentangan dari masing-masing tokoh yakni Sukartono (suami) dan Sumartini (istri). Di tengah cerita pun Armijn memasukkan fenomena perselingkuhan yang banyak terjadi pada masyarakat. Akhir dari cerita pasangan tersebut menuju pada perceraian karena adanya ketidakhormonisan dalam kehidupan rumah tangga.[2]

            Roman Belenggu sangat berbeda dari karya-karya sastra sebelumnya. Karya sastra sebelumnya hanya terbatas pada tema tradisional seperti kebaikan melawan kejahatan, tetapi Belenggu mengutamakan konflik psikis tokoh, selain itu roman ini secara tidak langsung juga menyampaikan pesan bahwa adanya hal yang berlawanan antara sifat tradisional dengan sifat modern.[3] Selain mengangkat teman tentang perselingkuhan, poligami, dan pelacuran, Roman Belenggu juga mengangkat tema persoalan perempuan. Walaupun novel ini sudah diterbitkan puluhan tahun yang lalu, namun isinya masih sangat relevan dengan permasalahan perempuan yang berkembang sangat pesat sampai dengan saat ini.[4]

            Novel Belenggu menjadi objek penelitian oleh para ahli karena novel ini berbeda dengan novel lainnya pada zaman tersebut. Armijn Pane pun dianggap berhasil membawa perubahan pada dunia kesusastraan Indonesia.[5] Pada novel-novel sebelumnya tidak adanya kesetaraan gender antara laki laki dan perempuan, perempuan cenderung dianggap rendah dibanding laki laki. akan tetapi berbeda dengan novel Belenggu yang menggambarkan perempuan sudah memiliki kepandaian dan kecerdasan. Armijn Pane sengaja membuat novel Belenggu  untuk mengikuti perkembangan zaman. Perselingkuhan pada saat itu dipandang sebagai masalah pribadi dalam kehidupan rumah tangga yang tak pantas dibicarakan secara terbuka, berbeda dengan sekarang, ketika gosip masalah rumah tangga dapat ditampil di media massa.[6] 

 

Beberapa peneliti yang meneliti novel Belenggu karya Armijn Pane adalah:

  • Sumartini (2019) dengan judul Feminisme dalam Novel Belenggu Karya Armijn Pane. Sumartini meneliti novel ini dengan menggunakan kritik sastra feminis. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa perempuan masa lalu sudah berpikir maju dan ingin mempunyai hak yang setara laki-laki, dibuktikan dengan tokoh Tini yang berbeda pemikirannya dengan kaum perempuan pada umumnya.[7]
  •  
  • Penelitian Muslimin, yang melakukan penelitian tentang modernisasi dalam novel Belenggu dengan kajian sosiologi sastra. Hasil penelitian yang didapatkan berupa tokoh-tokoh dalam cerita novel Belenggu yang ingin mengikuti tradisi modern. [8]
  •  
  • Putri dan Halham, yang melakukan penelitian tentang perjuangan tokoh utama dalam novel Belenggu dengan kajian feminisme liberal. Hasil dari penelitian tersebut mendeskripsikan ketidakadilan gender dan perjuangan tokoh utama melalui pemikiran feminimisme liberal.[9]

 

            Peneliti melakukan penelitian novel Belenggu karya Armijn Pane melalui Pendekatan Sosiologi Sastra. Dalam penelitian ini, penulis mencoba merumuskan masalah yang bisa dikaji dalam novel Belenggu karya Armijn Pane, yaitu (1) bagaimana fenomena disharmoni keluarga digambarkan dalam novel Belenggu karya Armijn Pane, dan (2) bagaimana solusi berdasarkan bentuk disharmoni keluarga dalam novel Belenggu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena disharmoni keluarga dalam novel Belenggu karya Armijn Pane.[10]

            Tokoh utama dalam novel Belenggu karya Armijn Pane adalah Sukartono (Tono) yang merupakan seorang Dokter dan Sumartini (Tini). Potret wabah juga dipaparkan didalam novel Belenggu. Potret tuberkulosis digambarkan melalui pidato Tono di radio saat membicarakan tentang penyakit ini. Dalam pidatonya, Tono diminta oleh pembawa acara untuk membicarakan bahaya dan tata cara menjaga diri agar terhindar dari penyakit ini.[11]

“akan berpidato seperti biasa. Sekali ini tentang penyakit TBC, bagaimana terbitnya, apa bahayanya, bagaimana menjaga diri.” (Pane, 2010: 150).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun