Mohon tunggu...
Sincia pretia Anisca
Sincia pretia Anisca Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswi dari jurusan sastra Indonesia fakultas ilmu budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenian Randai di Minangkabau

18 Juni 2022   10:00 Diperbarui: 18 Juni 2022   10:41 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masyarakat Minangkabau masih memegang teguh nilai dan adat istiadat dan masih di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai orang Minangkabau, kita perlu mengenal budaya lokal. Di Indonesia, budaya asing sudah banyak berkembang dan mempengaruhi pikiran anak-anak muda sekarang.

Karena berkembangnya pola pikir manusia serta berkembangnya teknologi hal ini yang membuat anak muda tidak mengenal budaya lokal, seperti yang ada di Minangkabau dan tanpa sepengetahuan kita, budaya Minangkabau lambat laun tergantikan dan digantikan dengan yang baru.

 Di Minangkabau ada kesenian tradisional yang masih ada sampai sekarang dan perlu di lestarikan yaitu salah satunya Randai. Randai merupakan budaya Minangkabau yang sangat unik. Di dalam randai terdapat kolaborasi tarian, seni bela diri, akting, atau musik dalam satu pertunjukan.

Randai adalah permainan tradisional Minangkabau yang dapat digambarkan seperti membentuk lingkaran dan bermain secara berkelompok. Kemudian, sambil berjalan perlahan, cerita dibacakan secara bergantian dalam bentuk lagu.Gerak dasar tari randai adalah pencak silat yang dipertunjukkan pada awal pementasan dan perpindahan dari satu adegan ke adegan yang lainnya.

Dalam menampilkan randai para pemain memakai pakaian yang disebut galembong. Galembong adalah celana berukuran besar berwarna hitam yang mirip digunakan dalam silek. Celana ini mengeluarkan suara khas saat ditepuk. Pertunjukan randai dipimpin oleh seorang bernama Panggoreh.

Panggoreh juga berperan dalam memberikan petunjuk seperti "hep Tah tih" yang bertujuan untuk mengatur tempo gerakan seiring dengan dendang atau gurindam. Kelompok randai biasanya memiliki pencetak gol yang ditunjuk oleh timnya. Jika Panggoreh lelah, ia dapat digantikan anggota lain, karena randai membutuhkan waktu 1-5 jam untuk menyelesaikan sebuah cerita.

 Dalam randai biasanya menceritakan tentang  fakta kehidupan dimasyarakat. Fungsi randai tidak hanya untuk menghibur atau bersenang-senang, akan tetapi
randai adalah media untuk menyampaikan nasehat. Kesenian randai ini biasanya di pertunjukan ketika ada acara pernikahan ,acara adat,atau bahkan di lombakan
Randai dimainkan oleh anak-anak muda saat ada acara penting. Namun, tidak sedikit masyarakat yang membudidayakan dan melestarikan randai untuk diperkenalkan kepada generasi muda mendatang atau pun orang luar.

Oleh karena itu, sebagai anak-anak muda Minangkabau, sudah sepatutnya kita mengenal adat dan kesenian kita. Jika kita terus lupa dan enggan mengakui adat dan kesenian yang ada di Minangkabau, maka lama kelamaan lunturnya budaya-budaya yang terdapat di Minangkabau, bahkan menyebabkan budaya tersebut terlupakan. Kalau bukan anak-anak muda siapa lagi yang akan melestarikan budaya yang sudah berkembang dari jaman dulu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun