Kepada Ibu Pertiwi yang tercinta,
Saat aku menulis surat ini, hatiku dipenuhi dengan rasa bangga dan haru. Indonesia, tanah airku, tempat di mana berjuta mimpi dan harapan terpupuk. Saat kita memandang ke tahun 2045, tahun yang menandai seabad kemerdekaan kita, aku ingin berbagi visiku tentang masa depan yang kita impikan bersama.
Kita tidak boleh lupa akan perjuangan panjang bangsa ini dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Sejak zaman kolonial, para pahlawan kita berjuang dengan darah dan air mata. Mereka mengorbankan segalanya demi melihat Indonesia merdeka. Dari perjuangan Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, hingga Proklamasi Kemerdekaan yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta, setiap tetes keringat dan darah adalah bukti cinta mereka kepada tanah air. Semangat juang mereka menjadi inspirasi dan teladan bagi kita untuk terus menjaga dan membangun Indonesia.
Aku bermimpi tentang Indonesia yang adil dan makmur, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk meraih cita-cita. Aku membayangkan sebuah negara di mana tidak ada lagi anak yang harus putus sekolah karena keterbatasan ekonomi, di mana setiap sudut negeri ini merasakan manisnya pembangunan yang merata.
Namun, perjalanan menuju Indonesia yang kita impikan ini tidaklah mudah. Kita dihadapkan pada berbagai tantangan besar, seperti perubahan iklim yang mengancam keberlanjutan lingkungan kita, ketimpangan sosial-ekonomi yang masih nyata, serta korupsi yang masih menggerogoti fondasi bangsa. Tapi aku yakin, dengan semangat gotong royong yang telah menjadi akar budaya kita, kita mampu menghadapinya.
Aku berharap Indonesia di tahun 2045 adalah negara yang mandiri dan berdaulat secara ekonomi. Negara yang tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga mampu mengolahnya dengan bijaksana dan berkelanjutan. Aku membayangkan Indonesia sebagai pusat inovasi teknologi, di mana anak-anak mudanya menciptakan solusi untuk tantangan global, dari energi terbarukan hingga teknologi kesehatan.
Lebih dari itu, aku ingin melihat Indonesia yang semakin inklusif, di mana keberagaman suku, agama, dan budaya bukan lagi menjadi sumber perpecahan, tetapi justru menjadi kekuatan yang memperkaya kita. Sebuah negara di mana toleransi bukan hanya slogan, tetapi benar-benar dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga semangat Bhinneka Tunggal Ika terus menyala dalam setiap jiwa anak bangsa, menjadi perekat yang menyatukan kita semua dalam harmoni.
Untuk mewujudkan mimpi ini, kita harus berani melakukan perubahan. Pendidikan harus menjadi prioritas utama, dengan kurikulum yang tidak hanya fokus pada pengetahuan akademis tetapi juga membentuk karakter yang kuat dan inovatif. Kita juga harus berani memperjuangkan keadilan sosial, memastikan bahwa setiap warga negara mendapatkan haknya tanpa terkecuali.
Harapan besar ku adalah agar masyarakat Indonesia terus mempererat toleransi dan menjaga persatuan di bawah naungan Pancasila. Jangan biarkan perbedaan menjadi jurang pemisah, tetapi jadikanlah sebagai kekayaan yang memperkuat bangsa. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
Aku tahu, jalan ini panjang dan penuh rintangan. Tapi aku percaya, dengan kerja keras, tekad yang kuat, dan doa yang tulus, kita bisa mencapainya. Mari kita jadikan Indonesia 2045 sebagai momen kebangkitan, di mana kita bisa dengan bangga berkata bahwa kita telah melakukan yang terbaik untuk negeri ini.
Dengan segala cinta dan harapan,
Seorang AnakÂ
(Sinar Fanny)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H