[caption id="attachment_178730" align="aligncenter" width="225" caption="null"][/caption] Say whatever with 'Sakura' Orang negara 'Anu' itu cerdas dan lulusan akademik tinggi dalam mengatur negeri namun tentunya sebatas teori yang belum tentu lulus uji dimata rakyat.Jadi coba-coba dalam berpemerintahan?? Yach terserah mau bilang apa... Dan penduduknya sendiri... Orang negara 'Anu' itu cepat mengerti kalau diberitahu(diajari) namun cepat lupa diri pada orang yang memberi tahu . Orang negara 'Anu'itu segera senang kalau dipuji namun sebenarnya cepat marah(pemarah) kalau sedikit dikritik atau dibilangin yang tidak cocok dihati. Orang negara 'Anu'itu hatinya penyayang(katanya) sehingga tidak pernah memarahi anaknya (meskipun dalam kategori mendidik) , menjadi dewasa pun tidak bisa mengerti apa makna 'marah dan penyebab'sebenarnya. Orang negara 'Anu' itu pemurah kalau ada sedikit uang sehingga mudah nyogok uang saat cari SIM , ini berarti mendukung bobroknya suatu sistem. Orang negara 'Anu' itu mudah sombong dengan kekayaan orangtua sehingga diri males bekerja dan lupa bagaimana jika orangtuanya nanti ke Surga. Orang negara 'Anu'itu berotak uang-isme terbukti bisa membalik istilah 'uang dibawah meja'(dulu : nyuap jangan sampai ketahuan) jadi 'uang mata'(suap menyuap bukan hal yang tabu namun biasa). Orang negara 'Anu' itu berhati raja yang galak dan serakah dalam hidup dan selalu meremehkan nasehat punggawa. Orang negara 'Anu' itu memaksa pelajar praktek menjalankan negara kabupaten dengan kaki kongkang sambil minum kopi dan baca koran. Orang negara 'Anu' itu selalu lemah,mudah jatuh dengan gemulaian tubuh wanita menggoda dan berkata 'Ah!! Biasa' Orang negara 'Anu' itu selalu ingin jadi petualang cinta ketika mata menatap pria telanjang dada. Orang negara 'Anu' itu berpaham poligami baik wanita maupun pria ,terbukti pada saling mencari mangsa ... (Setan memang suka mengembulkan kecenderungan-kecenderungan seperti pada orang di negara 'Anu' namun 'Bagaimana seharusnya kita...'agar semuanya bisa menjadi manusia sejati dan peduli negeri.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H