Mohon tunggu...
Si Murai
Si Murai Mohon Tunggu... Editor - Itu, burung kecil berekor panjang yang senang berkicau!

“Do not ask who I am and do not ask me to remain the same. More than one person, doubtless like me, writes in order to have no face.” ― Michel Foucault

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tarian Proletar

7 November 2019   23:00 Diperbarui: 7 November 2019   23:03 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nak, diajaknya kamu menari karena dalam menari kamu jadi tahu:
Rasa lapar itu semu
Kesedihan itu ilusi


Dalam ketakutan aku mendengar gerak tanganku sendiri, dan itu lebih besar!
Dalam kemarahan aku menghentakkan kaki, mengalunkan nada, dan seketika tersadar, tak ada yang bisa menari selain jiwa yang merdeka. Merdeka dari kesia-siaan yang dijejalkan dalam hidup: menimbun lemak, membikin sampah, menambah kantuk.


Lebih baik kita menari saja, Nak. Tarian proletar. Karena dengan menari aku jadi mengerti, pada akhirnya, tidak ada yang lebih kita butuhkan di dunia ini, selain sebuah pengertian bernama sensasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun