Mohon tunggu...
Simulations
Simulations Mohon Tunggu... Guru - Bahasa dan Budaya

Pemerhati Bahasa dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sejarah Awal Bahasa Simolol (Simeulue)

10 Januari 2025   13:49 Diperbarui: 10 Januari 2025   13:49 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejarah Bahasa Simolol (Simeulue)

Sejarah Bahasa Simolol atau dikenal juga dengan bahasa Simaloer dimulai dari penamaan kerajaan Islam pertama di Simeulue yaitu Kerajaan Simolol. Kerajaan Simolol sebelumnya adalah perubahan dari nama Kerajaan Inovalu yaitu kerajaan yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme yang pernah kerkuasa di Pulau Simeulue. Kerajaan Inovalu ini terletak di Lahapur Aie Padang Blang Kubangan, Desa Kuta Padang, Simeulue Cut. Kerajaan Inovalu ini kemudian di masa Raja Songsong Bulu berubah namanya setelah masuknya agama Islam yang disebarkan oleh Tengku Khalilullah (Tengku Di Ujung) dan mengubah nama Kerajaan Inovalu menjadi Kerajaan Simolol. Perubahan nama Kerajaan Inovalu menjadi Kerajaan Simolol diambil dari nama istrinya Tengku Khalilullah yaitu Putri Meulur atau Putri Simaloer. Kerajaan Inovalu didirikan oleh Raja Beno diperkirakan telah ada sejak abad ke 12-13. Daerah kekuasaan Raja Beno saat itu disebut dengan Maroes yang berpusat di daratan Bano.

Bahasa yang digunakan di Kerajaan Simolol adalah bahasa Simolol atau bahasa utama di pulau Simaloer (Simeulue). Penamaan bahasa ini melekat dari penamaan nama kerajaan dan nama nenek moyang masyarakat Simolol yaitu Putri Meulur atau Putri Simaloer. Nama Putri Meuluer tidak hanya menjadi nama kerajaan Simolol pada waktu itu, tetapi juga kemudian menjadi cikal bakal nama kabupaten yang kita kenal dengan sebutan Kabupaten Simeulue. Arti Simeulue sendiri diterjemahkan dari nama Putri Meuluer yaitu "Pintu Kebaikan." Suku-suku yang mendiami daratan Kerajaan Simolol awalnya terdiri dari beberapa suku yaitu, Lasali, Dagang, Habu, Bolawa. Kemudian berdatangan terus suku-suku yang lain yaitu Lanteng, Habsyi, Da'awa, Toeva, dll.

Bahasa Simolol Simeulue-Aceh adalah salah satu bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat yang mendiami Pulau Simeulue. Bahasa Simolol masih dipelihara oleh masyarakat pemakainya dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pemakainya sebagai alat pengungkap pikiran dan perasaannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Simolol adalah salah satu bahasa asli di pulau Simeulue. Bahasa ini termasuk salah satu bahasa minoritas dipropinsi Aceh, Indonesia. Bahasa ini dituturkan pada 3 wilayah kecamatan dari 10 kecamatan dipulau ini dengan jumlah penduduk 59.904 jiwa.

Bahasa Simolol kini dipergunakan oleh lebih kurang 16.000 orang penduduk Pulau Simeulue yang mediami daerah Kecamatan Simeulue Tengah, Simeulue Cut, dan Teluk Dalam. Penduduk Simeulue lainnya yaitu yang mendiami Kecamatan Simeulue Barat, Alafan, dan Salang menggunakan Bahasa Sigulai. Bahasa Simolol merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Simolol yang mendiami pulau Simeulue bagian tengah yaitu Kecamatan Simeulue Cut, Simeulue Tengah, dan Teluk Dalam, serta tersebar juga di beberapa kecamatan yang lain di Simeulue.

Bahasa Simolol dalam beberapa catatan Belanda merupakan bahasa nasional yang digunakan oleh masyarakat Simeulue pada umumnya. Bahasa Simolol juga menjadi bahasa pengantar antar bahasa dan antar suku yang ada di daratan pulau Simeulue. Beberapa kamus yang dikeluarkan oleh Belanda, Jerman, dan Balai Bahasa Pusat, menyebutkan bahwa penamaan bahasa yang digunakan oleh mayoritas penduduk di Simeulue menggunakan bahasa Simoelol. Bahasa Simolol pada saat ini di khawatirkan terancam punah karena kurangnya pengakuan dari penuturnya dan minimnya penelitian yang mengangkat tentang bahasa Simolol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun