Mohon tunggu...
Simplisius Paji Abe
Simplisius Paji Abe Mohon Tunggu... -

Indahnya hidup bukan seberapa banyak orang mengenal dirimu. Tetapi seberapa banyak orang bahagia karena telah mengenal dirimu. Jadilah berkat dimanapun kau berada.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku Benci Sebuah Pertemuan Karena Aku Tahu Akhirnya Adalah Perpisahan

15 Mei 2012   19:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:14 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku benci sebuah pertemuan, karena aku tahu akhirnya adalah perpisahan

foto: Bandara Pekan Baru Bagaimana mendeskripsikan kata perpisahan? Saya rasa semua orang juga bisa. Mendeskripsikan kata perpisahan adalah sebuah hal yang mudah. Begitu mudahnya. Mereka mendeskripsikan lebih menjurus pada sesuatu rasa luka, pedih, kehilangan, dan air mata. Eh, air mata? Rasanya belum tentu kalau ada air mata. Adakah perpisahan yang bernada kegembiraan? Saya tak pernah yakin untuk hal itu. Setiap kali saya menuju bandara, melihat kerabat salah seorang penumpang menangis ketika sang penumpang hendak pergi. Ketika ada perpisahan, lantas bagaimana? Akankah kita terus berkeluh kesah? Maka, ketika ada pertanyaan. Mengapa ada pertemuan dan ada perpisahan? Karena itulah hukum alam. Semua orang tidak bisa melawannya. Mengapa ada kata perpisahan? Karena kata hanyalah sebuah simbolik dari sebuah makna. Hanya saja, ketika bagaimana kita merasakan, semua sudah terangkum dari sebuah kata: perpisahan. Seperti halnya ada kelahiran, tentu ada kematian. Tak ada awal yang tanpa akhir. Tak ada cinta tanpa benci. Semua itu adalah sebuah proses yang diciptakan oleh alam dengan sendirinya. Tak ada yang dapat melawan semua proses-proses itu dan semua orang akan menjalaninya. Bukan semua orang, semua makhluk yang tanpa sengaja terlahir di dunia ini. Ketika jarak begitu sangat jauh, ketika kita merasa kehilangan, maka ketika itulah kita tahu sebuah makna dari kata perpisahan. Sayapun sampai sekarang masih bertanya mengapa kata itu ada. Ketika perpisahan hanyalah membuat orang menjadi dirundung duka nestapa, terasa tanpa akhir. Dan semua orang juga akan menjalaninya, cepat atau lambat, tua atau muda, awal atau akhir. Bagaimana caranya, Tuhan memang punya rahasia besar, termasuk dengan perpisahan ini. (Aku benci sebuah pertemuan, karena aku tahu akhirnya adalah perpisahan...) '' simplycius paji abe''

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun