Yang tak kalah penting adalah mendefinisikan tujuan dari setiap indikator Key performance indicator (KPI). Dimana terdapat suatu metode dalam menentukan kriteria Key performance indicator (KPI) yang disebut dengan SMART yaitu Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time Bound).
Contoh Key performance indicator (KPI)
Berikut adalah beberapa contoh Key performance indicator (KPI) yang biasa digunakan sebagai indikator performa kerja.
- Profit (Keuntungan), merupakan indikator kerja yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena setiap perusahaan tujuan utama adalah keuntungan. Profit sendiri juga masih bisa dijabarkan menjadi beberapa KPI seperti gross profit, net profit dan lain sebagainya.
- Cost (Pengeluaran), pengelolaan pengeluaran juga sangat penting sebagai indikator kerja karena mempengaruhi keuntungan. Dalam kasus ini anda perlu menganalisa dan mencari langkah efektif dalam mengelola pengeluaran anda.
- Pendapatan LOB vs Target, KPI yang membandingkan pendapatan aktual dan target pendapatan
- Harga Pokok Penjualan (HPP), penghitungan semua biaya produksi dan margin produk yang akan dipasarkan
- Day Sales Outstanding (DSO), rasio perusahaan dalam penerimaan kas setelah penjualan
- Penjualan per wilayah, analisis penjualan di setiap wilayah
- Beban LOB vs Anggaran, Perbandingan antara anggaran dan pengeluaran
- Arus kas dari aktivitas pembiayaan, matriks yang menentukan kekuatan perusahaan
- Pengeluaran tahunan rata-rata untuk melayani satu pelanggan
- Innovation Spending , metrics yang menunjukan biaya yang digunakan untuk inovasi
- Pendapatan kotor sebelum bunga pajak Amortisasi dan EBITDA
- Customer Lifetime Value (CLV), matriks prediksi produk yang dapat dibeli oleh customer di masa depan
- Customer Acquisition Cost adalah biaya untuk menyakinkan pelanggan terhadap produk yang dijual
- Kepuasan pelanggan atau Customer Satisfaction & Retention (CSR)
- Customer Acquisition Cost (CAC), total jumlah pelanggan baru dalam waktu tertentu
- Jumlah Pelanggan
- Net Promoter Score (NPS), prediksi tingkah laku konsumen
- Tingkat perubahan pelanggan
- Manpower turnover : perputaran tenaga kerja
- Repeat Customer to New Customer Ratio : Rasio perbandingan antara pelanggan lama yang masih aktif dan pelanggan baru
- Market Share atau Pangsa pasar terhadap penjualan produk
- Promosi internal vs Mencari pekerja eksternal
- Dan masih banyak lagi
Jenis-jenis Key Performance IndicatorÂ
Secara umum, jenis Key performance Indicator terbagi menjadi 2 jenis yaitu Key performance Indicator Financial dan Key performance indicator non-financial. Dan berikut adalah penjelasan dari kedua jenis key performance indicator diatas.
Key Performance Indicator Financial
Sesuai dengan namanya, key performance indicator finance adalah indikator kinerja yang berhubungan dengan bagian finance. Dan berikut adalah contoh Key performance indicator financial:
- KPI Gross Profit,
- KPI Net Profit
- KPI Gross Profit Margin
- KPI Net profit margin
- KPI Current ratio.
Indikator diatas merupakan indikator yang digunakan untuk memprediksi seberapa baik sebuah perusahaan dapat bertahan ketika mengalami penurunan secara tiba-tiba.
Key Performance Indicator Non-Financial
Key Performance Indicator non-financial adalah KPI indikator kinerja yang tidak secara langsung berhubungan atau mempengaruhi kondisi keuangan pada perusahaan. Dan berikut adalah contoh Key Performance Indicator no financial:
- Market Share
- Customer Satisfaction metrics
- Manpower turnover
- Repeat Customer to New Customer
Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas KPI
Mungkin banyak perusahaan yang menggunakan Key Performance Indicator yang sudah populer atau mengambil dari perusahaan lain yang sudah sukses dalam menjalankan Key Performance Indicator. Namun, terkadang KPI tersebut tidak maksimal atau tidak merefleksikan performa kerja dari perusahaan tersebut.
Hal ini, bisa menjadi salah satu faktor mengapa sebuah Key Performance Indicator tidak efektif karena tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. Karena fungsi KPI sendiri adalah untuk mengukur seberapa sesuai performa kerja dari sebuah perusahaan berdasarkan visi misinya.
Jadi, perancangan KPI seharusnya melibatkan berbagai stakeholder di perusahaan dengan melakukan proses berulang, sehingga mencapai suatu skema yang cocok dan efektif untuk mengukur tingkat efektivitas sistem terhadap tujuan perusahaan.
Salah satu cara untuk merancang Key Performance Indicator agar efektif dan sesuai dengan tujuan perusahaan adalah dengan menggunakan indikator SMART. SMART sendiri merupakan singkatan dari specific (spesifik) , measurable (terukur), achievable (dapat dicapai), relevant (relevan) dan time bound (waktu). Dan penjelasan mengenai SMART adalah sebagai berikut:
- Specific, indikator KPI pertama adalah spesifik dimana sebuah sistem KPI harus memiliki tujuan dan hasil yang spesifik dan jelas sesuai dengan tujuan perusahaan. Karena jika tujuan tidak spesifik bisa dimungkinkan hasil yang didapatkan tidak mengerucut pada tujuan perusahaan dan akan melebar, sehingga hasil yang diharapkan kurang sesuai.
- Measurable, indikator KPI yang kedua adalah measurable atau terukur dimana sebuah hasil dari sistem Key Performance Indicator harus bisa terukur secara kuantitatif dan kualitatif. Karena hasil dari Key Performance Indicator akan digunakan dalam penentuan standar performa kinerja hingga tujuan dari suatu performa.
- Achievable, indikator KPI yang ketiga adalah dapat dicapai dimana sebuah Key Performance Indicator merupakan sesuatu hal yang bisa dicapai namun hal tersebut merupakan salah satu tantangan tersendiri bagi setiap penilaian untuk memotivasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.
- Realistic, indikator KPi yang keempat adalah realistis, dimana sebuah tujuan dari Key Performance Indicator maupun perusahaan selain harus dapat dicapai juga harus realistis dan berorientasi terhadap hasil
- Time bound, indikator KPI yang terakhir adalah time bound atau batas waktu, dimana sebuah hasil atau tujuan dari Key Performance Indicator memiliki batasan waktu untuk dicapai. Hal ini tentunya akan memudahkan dalam pengukuran suatu tingkatan tujuan dan untuk menentukan hasil berikutnya.
Penerapan Key Performance Indicator
Dengan memahami indicator SMART diatas, sebenarnya kita akan dengan mudah untuk membuat sebuah kriteria Key Performance Indicator  dan menerapkanya. Dan berikut adalah beberapa langkah untuk membuat Key Performance Indicator:
- Memiliki Tujuan yang jelas, dimana setiap Key Performance Indicator memiliki panduan dan tata cara pelaksanaan yang jelas sehingga siapapun yang membacanya dapat memahami, menafsirkan dan menghitung data dengan baik. Sebagai contoh sebuah perusahaan memiliki tujuan untuk menjadi leader market di Indonesia, maka tujuan dari Key Performance Indicator. Misalnya, meningkatkan pendapatan sebesar 10% dalam waktu satu tahun, atau memperluas wilayah area pemasaran ke luar negeri. Selain memiliki tujuan yang jelas, sebuah Key Performance Indicator juga harus bersifat strategis. Dimana strategi atau tujuan dari Key Performance Indicator tersebut berkaitan atau dapat digunakan untuk mengukur  visi misi perusahaan
- Membuat garis besar tujuan yang akan dicapai, Ketika kita berpatokan pada indikator SMART, maka akan muncul beberapa pertanyaan seperti apa tujuan yang akan dicapai? Apakah tujuan tersebut dapat tercapai? Kapan tujuan tersebut bisa tercapai? Bagaimana cara mengukur strategi untuk mencapai tujuan tersebut? Atau Apakah penggunaan strategi untuk mencapai tujuan tersebut mempengaruhi financial perusahaan?