Kompasianer yang baik bin ramah, ada kabar baru nih kalau saya baru pindah ke perbatasan negeri, tepatnya ke kota Atambua. Istri saya akan segera menyusul kemudian, dan karenanya dalam beberapa hariini saya harus menelepon untuk tanya-tanya kabar. Maklum, keluarga baruehemehem.
Nah, saat meneleponkemarinsaya diminta istri untuk menyanyi karena Dedekyang dalam kandungan mau dengar. Saya pun menyanyi lagu ‘Bintang kecil’.
“Bintang kecil...... di langit yang tinggi......” saya usahakan supaya suara terdengar merdu.
Eit baru di bait pertama, si istri langsung protes.“Salah syair tuh”, katanya,“harusnya di langit yang biru”. Kami pun berdebat, dan sampai saat iniia masih menganggapsayalah yang salah.
Apa yang bikin lagu inijadi bahan perdebatan? Iya, syairnya.Yang mana sih yang benar,‘Di langit yang tinggi’,apa‘di langit yang biru?’Jelasnya tidak mungkin di langit yang biru karena si bintang kecil mana bisa kelihatan siang hari saat langit sedang biru birunya. Googling saja syair asli tukmembuktikan.
Tapi kok bisa ya syair itukompak berubah secara massal di berbagai tempat berbeda di Indonesia kita? Coba cek ke sejumlah tempat, kemungkinan besar banyak yang yakin bahwa syair sebenarnya adalah “di langit yang biru”.
Setelah dipikir-pikir, oalah ternyata oh ternyatakarena syair lagu bintang keciltersebutberubah karena terkena pengaruh dari lagu ‘Pelangi pelangi’. Perhatikan bahwa kalimat 'di langit yang biru' terdapat jugapada lagu ‘Pelangi pelangi’.
Lagu ‘Pelangi pelangi’memang sudah segitumainstreamnya sehingga lagu yang lain pun ikut ikutan kena pengaruh. Dan pengaruh ini berakibat buruk.
Tidak di lagu itu saja, ada lagi kesalahan pelantunan lagu lainnya,‘Balonku ada lima’. Perhatikan frase ‘hijau kuning kelabu’ sering dinyanyikan ‘merah kuning kelabu’... Frase ‘hijau kuning’ pun berubah menjadi ‘merah kuning’!
Kenapa ya?Sekali lagi,alasannya karena lagu ‘Pelangi pelangi’lah yang mempengaruhinya. Perhatikan kalimat pada lagu ‘Pelangi pelangi’:‘Merah kuning hijau di langit yang biru’. Frase ‘merah kuning’ inilah yang mempengaruhi lagu ‘Balonku’sehingga syairnya pun jadi berubah di bibir anak-anak yang menyanyikannya.
Dan perubahan ini berdampak negatif karena menyalahi logika. Sebab jika seorang anak tidak mempunyai balon hijau,mengapa kok yang meletus balon hijau? Baru kecemplung cat ya....? Jadi, harusnya di awal syair disebut juga balon warna hijau.