Mohon tunggu...
Simon Sutono
Simon Sutono Mohon Tunggu... Impian bekaskan jejak untuk sua Sang Pemberi Asa

Nada impian Rajut kata bermakna Mengasah rasa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Liang Landak

28 Juli 2022   23:52 Diperbarui: 29 Juli 2022   00:01 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Tewak..tewak!" (tangkap, tangkap!) seru kakakku sambil menunjuk bogo (ikan gabus) yang lepas dari tangannya. Dengan sigap aku menangkap ikan yang tidak berdaya itu. Parit nir air itu memudahkanku.

Sore itu parit yang menyalurkan air ke sawah-sawah saat (surut). Sepertinya petugas pengaturan air di Huludapung di dusun Sukamanah mengalirkan air ke wilayah lain. 

Alhasil tidak ditemukan air mengalir di parit-parit sekitar Liang Landak. Huludapung sendiri merupakan pusat pengaturan air irigasi untuk desaku. Sungai cukup besar membelah dusun dengan air dari sumber yang sama yang melewati Curug Goong. 

Di Huludapung ini air sungai dikelola dan dibuatkan saluran air permanen yang  cukup luas untuk dimanfaatkan warga sekitar dan anak-anak untuk berenang atau bermain air tepatnya. Aku dan saudara serta temanku pun pernah bermain air di tempat ini. Saat itu kami tidak bisa berenang sehingga yang kami lakukan ya... hanya kecipak kecipuk meluncur dari sisi yang satu ke sisi yang lain. 

Air pegunungan yang jernih, arus yang cukup deras, alam terbuka dan kebersamaan dengan saudara dan teman-teman menjadi jaminan kegembiraan kami anak-anak bolang sekalipun tempat itu cukup jauh dari kediaman kami.

Liang Landak tempat aku dan kakakku berburu ikan gabus terletak tidak jauh dari sawah bapakku, di Pangbataan. Mengapa disebut Liang Landak aku sendiri tidak pernah menelusuri asal usul nama tersebut. Menghabiskan banyak waktu di tempat itu belum pernah aku menemukan landak, bahkan liangnya sekalipun. 

Mungkin jaman dahulu tempat tersebut menjadi kerajaan landak. Ketika air parit surut, di saat itulah bocah-bocah petualang di tempatku akan menyusuri parit dan mencoba peruntungannya. Kondisi parit yang alami dan jauh dari polusi dan hampir selalu dialiri air menjadi surga bagi ikan-ikan liar, keuyeup (kepiting) dan binatang air lainnya berkembang biak. Ikan-ikan bogo hidup di lubang-lubang di pinggir kali. 

Demikian juga keuyeup yang hobi ngaliang berkembang biak di parit. Saat air parit surut, maka binatang-bintang ini akan keluar dari liangnya mencari air. Di saat itulah bolang-bolang menemukan kegembiraan tiada tara.

Sewaktu aku kecil Liang Landak juga menjadi tujuan utama penghuni kampung Cisantana di blok kidul  untuk beragam kegiatan bebesih - mandi, cuci baju, cuci piring sampai buang hajat. Jamban keluarga saat itu belum dikenal. Maka, hal-hal berkaitan dengan kebersihan diri dan perkakas dapur dilakukan di kali yang memanjang dan mengalirkan air jernih dengan volume cukup besar. 

Di dua tempat yang tidak terlalu berjauhan ada ruang lega yang memang sepertinya ditujukan untuk kegiatan kebersihan. Terdapat batu datar lumayan lebar untuk mereka yang akan mencuci baju. Sekalipun ada dua tempat, tentu saja dengan kesadaran diri, orang-orang hampir tidak pernah melakukan kegiatan bersih-bersih di tempat yang lebih hulu. 

Alasannya tentu saja karena kotoran yang dihasilkan akan dialirkan ke tempat yang lebih hilir. Sekali peristiwa aku dan kakakku perempuan yang sedang mencuci kehilangan sabun batang hasil kelas PKK kakakku laki-laki yang bersekolah di SMP. Rupanya sabun itu palid (hanyut) terbawa arus.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun