Mohon tunggu...
Simon Sutono
Simon Sutono Mohon Tunggu... Guru - Impian bekaskan jejak untuk sua Sang Pemberi Asa

Nada impian Rajut kata bermakna Mengasah rasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Niki Pergi ke Jepang

2 Desember 2020   11:32 Diperbarui: 2 Desember 2020   11:41 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Di kalangan teman-temannya Niki cukup populer. Tentu saja karena dia anak ter... terbaik dari sisi nilai akademis. Juga namanya yang akan mengecoh bagi yang pertama kami dengar. Termasuk Ridwan.

          "Lha, ta pikir orang Jepang. Hitaro Nikimoto. Ternyata jepun abal-abal," komentar Ridwan di hari pertama sekolah. Yang dikomentari bergeming. Komentar ini bukan pertama kalinya. Niki sudah cukup kebal. "Ditanggapi pun tidak akan mengubah namanya." pikirnya. Apa bedanya nama dia dengan nama Abdullah yang yang disandang temannya, Abdullah Ridwan. Jelas-jelas nama Arab, tapi penampakkan Ridwan tidak seperti orang Arab. 

Demikian juga Andrew. Jelas-jelas nama barat, tapi temannya yang Tionghoa itu tidak memiliki darah caucasian. Prinsip inilah yang menguatkan Niki untuk tidak ambil pusing dengan komentar orang. Kalaupun ditanya dampak dari namanya, Niki bisa menunjukkan kefasihannya berbahasa Jepang, hasil dari kesukaannya dengan anime, manga, dan situs berbahasa Jepang yang dia browsing. 

          "Ditanyain apa saja sama Pak Yogi?" Husen bertanya pada Niki yang baru keluar dari kantor kepala sekolah.

         "Ya begitulah," jawab Niki singkat.

          "Tapi kamu dapat tanda tangannya, kan?" kejar Husen. Niki mengangguk.

         "Artinya kamu tinggal kirim tuh semua dokumen. Mantap kalau begitu. Aku doakan kamu lolos seleksi," lanjut Husen. Matanya menatap Niki.

          "Aku sendiri tidak yakin," jawab Niki ragu.

          "Tidak yakin gimana?" sergah Husen, "Nilai raportmu bagus. Bahasa Inggrismu cukup lancar. Bahasa Jepang kamu juga  lumayan, sudah dapat sertifikat lagi dari kursus on line. Kesenian tradisi kamu beruntung ikut ekstra pencak silat. Dokumen sudah beres. Apa lagi yang dirisaukan?" 

          "Kita nggak tahu yang lain. Peserta yang lain mungkin lebih siap dan lebih baik dibanding aku," ucap Niki.

          "Ya, tapi kan bisa jadi mereka pun lebih tidak siap. Dan kamu lebih siap. Sudahlah. Sekarang yakin saja dulu. Kesempatan hebat lho ini. Biaya full ditanggung untuk student exchange ini. Coba kalau aku juga gelutin bahasa asing seperti kamu dari dulu, aku punya kesempatan yang sama. Penyesalan tidak pernah di awal." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun