“Makna Mendasar Dari Demokrasi Ialah Tidak Boleh Terjadi Proses Yang Merugikan Rakyat ”
Saya pernah menulis mengenai kotak kosong dalam Pilkadal itu tidak ada gunanya dikarenakan pilkadal dengan kotak kosong ini dalam prosesnya sangat merugikan rakyat sehingga tidak mencerminkan demokrasi didalamnya. (Baca: http://www.kompasiana.com/simonmanalu/surat-cinta-untuk-kotak-kosong-budiman-sudjatmiko-dari-anak-anak-revolusi_55b9432092fdfd5a10d10678 )
Dalam tulisan saya kali ini saya akan memberikan argumentasi saya yang terbaik mengenai :
1. Apa alasan saya menyatakan Pilkadal dengan Kotak Kosong Sangat Merugikan?
2. Apa Yang Diharapkan Dengan Adanya Pilkadal?
3. Apa Solusi Dari Pilkadal Serentak Ini?
Untuk mengetahui argumentasi saya ini, maka perhatikan penjelasan saya dibawah ini:
1. Apa alasan saya menyatakan Pilkadal dengan Kotak Kosong Sangat Merugikan?
Adapun alasan saya (penulis) menyatakan bahwa Pilkadal dengan Kotak Kosong sangat merugikan ialah sebagai berikut:
a) Jika Kotak Kosong menang kemungkinan Pilkadal dengan Kotak Kosong ini akan di ulang, jika dari pihak calon tunggal tidak mampu menerima kenyataan bahwa dia kalah dan malu kalah dengan Kotak Kosong. Apabila Pilkadal Kotak Kosong ini diulang oleh karena ketidakpuasan calon tunggal kalah dari Kotak Kosong maka rakyat harus menanggung resiko dari Pilkadal Ulang ini yaitu habisnya uang rakyat hanya untuk Pilkadal Kotak Kosong. Artinya, untuk penyelenggaraan Pilkadal Kotak Kosong Ulang akan menghabiskan banyak uang rakyat yang bersumber dari anggaran pemerintah dikarenakan pemerintah telah mengeluarkan banyak biaya hanya untuk Pilkadal yang melawan Kotak Kosong ditambah Pilkadal Ulang yang melawan Kotak Kosong. “Masya uang rakyat habis terbuang sia-sia hanya untuk melawan kotak kosong?”
b) Jika Kotak Kosong menang, apabila terjadi ketidakpuasan dari calon tunggal maka terjadi Pilkadal Ulang sehingga si calon tunggal rela membuang uang hanya untuk bertarung dengan Kotak Kosong. Artinya, calon tunggal akan mengeluarkan banyak biaya untuk Biaya Perahu, Biaya Kampanyenya, Biaya Saksi, dan Biaya lain-lainya hanya untuk melawan Kotak Kosong kembali dalam Pilkadal Ulang
c) Pemerintah dan Calon Tunggal hanya buang-buang uang secara sia-sia untuk Pilkadal melawan Kotak Kosong
d) Kesimpulan point a, b, dan c ialah:
Terlalu besarnya ongkos yang harus dibayar oleh rakyat , baik ongkos ekonomis dan ongkos sosial bila hanya untuk berpartisipasi dalam Pilkadal Kotak Kosong ini
Menurut saya, dana yang begitu besar berputar-putar untuk Pilkadal Melawan Kotak Kosong dan Pilkadal Ulang Melawan Kotak Kosong ini, mungkin lebih baik digunakan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pendidikan, kesehatan, ataupun mendapatkan makanan yang lebih baik atau untuk membangun jalan yang membuat masyarakat terisolir menjadi lebih terbuka sehingga mereka bisa melakukan kegiatan sosial dan ekonominya
e) Gagalnya kaderisasi parpol dan gagalnya parpol menciptakan kompetisi pada Pilkadal sehingga Pilkadal direncanakan dan diharuskan melawan Kotak Kosong
f) Adanya pengingkaran kesepakatan oleh si pembuat undang-undang atas UU No.8 Tahun 2015 yang mengamanatkan bahwa pelaksanaan pilkadal haruslah dengan dua pasang calon kepala daerah,sehingga direncanakan dan terjadilah Pilkadal Melawan Kotak Kosong
g) Kualitas PILKADAL setara dengan Pilkades
2. Apa Yang Diharapkan Dengan Adanya Pilkadal?
Selama ini Pilkadal diharapkan bermanfaat untuk memperdalam dan memperkuat demokrasi lokal, baik pada lingkungan pemerintahan maupun lingkungan kemasyarakatan.
Melalui Pilkadal ini, sekurangnya ada lima hal penting yang diharapkan dapat muncul pada pemerintahan daerah, yaitu: (i) Mengurangi arogansi lembaga DPRD yang selama ini seringkali mengklaim dirinya sebagai pemegang mandat rakyat yang representatif, (ii) membatasi kewenangan dan kekuasaan DPRD yang terlalu besar seperti memegang fungsi memilih, meminta pertanggung jawaban dan menghentikan kepala daerah, (iii) menghasilkan kepala daerah yang bermutu, (iv) menghasilkan pemerintahan daerah yang stabil,produktif, dan efektif, serta (v) mengurangi praktik politik uang.
Disisi lain, melalui Pilkadal ini kita berharap akan adanya implikasi yang kuat terhadap penguatan kehidupan politik masyarakat lokal,setidaknya akan memajukan lembaga kemasyarakatan dan menyehatkan perilaku politik masyarakat daerah, terutama dalam (i) meningkatkan kesadaran politik masyarakat daerah dalam proses penyelenggaraan pilkada, (ii) memicu aktivitas politik masyarakat yang memberikan kesempatan lebih besar pada setiap orang untuk berpartisipasi dan mengembangkan masyarakat madani, (iii) memperluas akses masyarakat lokal untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan menyangkut kepentingan masyarakat, (iv) memotivasi media lokal agar lebih aktif menyuarakan proses pilkadal yang baik dan benar, dan (v) mendorong berkembang spirit kemandirian dalam tubuh parpol. Oleh karena itu, melalui pilkadal diharapkan akan muncul kepala daerah yang lebih baik, lebih berkualitas, dan memiliki akseptabilitas politik yang tinggi serta tingkat legitimasi yang kuat, karena mendapat mandat langsung dari rakyat yang akhirnya akan menghasilkan pemerintah daerah yang lebih efektif dan efisien karena legitimasi eksekutif yang kuat tersebut (Waspada,2008).
3. Apa Solusi Dari Pilkadal Serentak Ini?
a) Untuk kedepannya dipermudah syarat bagi calon Independen
b) Kalau pilkadal dianggap tidak bermanfaat untuk demokrasi tingkat lokal lebih baik dihentikan saja, sembari dilakukan kajian terlebih dahulu yang lebih dalam tentang manfaat dan mudharatnya, tentang untung dan ruginya, serta tentang korbanan dan hasil yang diperoleh dari Pilkadal itu sendiri. Merdeka…!!!
