Di dalam krisis ekonomi terdapat suatu fenomenal yang tidak asing dalam sejarah perekonomian global yang sangat berdampak seluruh negara. Dari krisis tahun 1960, 1990-an, 2008 serta pada tahun 2020 (Pandemic Covide-19), setiap episode atau kejadian global memiliki tantangan ekonomi yang sangat berbeda bagi setiap negara di dunia. Di tengah ketidakpastian ekonomi terdapat kendali atau memegang peranan penting dalam menjaga kebijakan moneter dan kestabilitas suatu sistem keuangan suatu lembaga keuangan.
Dalam suatu krisis kebijakan-kebijakan yang diambil oleh banksentral indonesia atau negara lain sering kali menjadi penentu suatu keberhasilan dalam pemulihan ekonomi yang berdampak. mulai dari penurunan suku bunga, penyediaan likuiditas, hingga non-konversional. berbagai strategi yang dilakukan dalam merendam yang berdampak buruk terhadap krisis perekonomian di indonesia. Melalui pengalaman masa lalu, banksentral indonesia belajar mengenai efektivitas berbagai suatu kebijakan tersebut dalam menjaga stabilitas perekonomian di indonesia secara moneter atau ruang fiskal.
Adapun krisis ekonomi global yang tidak dapat terhindarkan oleh pengaruh keuangan di indonesia, secara faktor internal seperti ketidakstabilan politik dunia, perang dunia, atau konflik berkepanjangan dari negara lain serta kebijakan yang mempengaruhi dll dan eksternal yang ada di indonesia seperti perubahan kebijakan moneter, fluktuasi harga komoditas indonesia, ketidakstabilan geopolitik indonesia, perubahan arus investasi yang ada di indonesia dll. Dampak tersebut sering kali berujuk atau memukul perekonomian suatu negara lain dan indonesia, untuk menghadapi krisis ekonomi, maka banksentral indonesia peran kunci suatu kebijakan di sektor keuangan.
Adapun kebijakan banksentral indonesia yang dilakukan dalam menghadapi krisis ekonomi yaitu
1. Banksentral harus lembaga independen
Banksentral tidak boleh diatur oleh negara indonesia karena dapat mempengaruh sistem keuangan di indonesia akibat politik, maka dari itu harus bersifat lembaga kemandirian dalam menjaga struktur keuangan yang ada dimasyarakat, yang dimana banksentral dan masyarakat indonesia mempelajari peristiwa pada tahun 1960 terhadap laju inflasi indonesia mencapai 500%, pada pada tahun tersebut indonesia terjadi hyperinflasi, dan mata uang kita tidak berguna pada tahun tersebut terhadap penukaran barang.
2. Kebijakan suku bunga acuan (Bi Rate)
Kebijakan tersebut sering terjadi akibat peristiwa krisis ekonomi, maka dari banksentral (BI) akan menurunkan suku bunga acuan untuk mendorong likuiditas di pasar, kepercayaan serta mendorong dan mempermudah akses daya beli masyarakat indonesia, diharapkan konsumsi dan investasi meningkat dalam permulihan ekonomi negara.
3. Memberi surat berharga negara (SBN)
Dalam situasi penurunan suku bunga yang tidak tercukupi, bank indonesia dapat melakukan pembelian surat berharga negara indonesia untuk menambah suatu likuiditas dalam sistem keuangan yang berjalan. Kebijakan tersebut memastikan pasar keuangan tetap memiliki likuiditas dan stabilitas tercukupi di pasar obligasi.
4. Â Stabilitas nilai tukar rupiah