Tolak ukur dalam keberhasilan suatu daerah dapat dilihat dari minimnya jumlah penduduk miskin. Dewasa ini, kemiskinan bukanlah masalah regional tetapi persoalan global.
Kemiskinan adalah salah satu masalah sosial yang berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat masa kini, dan hal ini telah menjadi salah satu bagian dari kemajemukan masyarakat yang ada di bumi Cendrawasih. Papua merupakan salah satu Provinsi yang juga tidak dapat terlepas dari masalah kemiskinan.
Secara garis besar presentase penduduk miskin di Papua diagramnya tidak pernah mengalami canggaan pertahunnya, namun stagnasi.
Ada berbagai data yang dapat menolong kita untuk memahami gambaran umum, yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang saling berkaitan antara satu sama yang lainnya. Dalam hal ini, taraf kemiskinan di Provinsi Papua dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
- Indeks Pembangunan Sumber Daya Manusia yang mengalami tren yang semakin Mandek.
- Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami kecenderungan yang maksimal dalam menangani sektor perekonomian daerah.
- Angka Pengangguran yang tiap tahunnya meningkat karena jumlah angkatan kerja atau Pencari Kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang mampu untuk menyerapnya.
- Pengelolaan Sumber Daya Alam yang tidak dimanfaatkan dengan baik oleh penduduk asli Pribumi di Provinsi Papua.
- Angka Kematian yang kian melambung tinggi karena minimnya perhatian yang secara serius dan utuh terhadap sektor kehidupan masyarakat pada umumnya.
- Minimnya mendapat center position dalam pelbagai bidang: pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, Budaya, infrastruktur dan lain-lain, diatas tanahnya sendiri.
Terkait dengan persoalan kemiskinan Papua berarti kita berbicara tentang pribadi manusia. Pribadi manusia yang selalu menjadi objek kemiskinan, karena kemiskinan itu hanya berhubungan dengan pribadi manusia.
Terlihat disini bahwasannya kondisi ketidakmampuan secara pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sebagainya untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di Papua.
Fenomena seperti ini terjadi dikarenakan rendahnya pendapatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok baik papan, sandang, maupun pangan dan juga rendahnya kualitas sumber daya manusia itu sendiri.
Perlu kita garis bawahi menyangkut kemiskinan, oleh karena kita akan memasuki wilayah: perasaan, emosi maupun pola pemikiran manusia, tentu saja kita akan menjumpai bahwa kebanyakan masyarakat Papua akan cenderung menolak bila dikatakan 'miskin', hal itu wajar sebab sifat insaninya.
Mengingat ruang lingkupnya, masalah kemiskinan sangat luas sekali karena ada dua macam kemiskinan yaitu kemiskinan secara spiritual dan kemiskinan secara material.
Banyak hal yang dapat memicu masalah kemiskinan terjadi yaitu dilihat secara kaca mata global dalam berbagai bidang yang sebagaimana sudah disebutkan diatas.