Ujian Nasional masih saja menarik untuk didiskusikan, walaupun sudah sejak beberapa tahun sebelumnya menimbulkan masalah dan kontroversi yang besar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Banyak permasalahan yang muncul dalam setiap pelaksanaan ujian nasional mulai dari kebocoran soal, kecurangan siswa dan guru sampai drama ketidaklulusan siswa peserta ujian, dan yang lebih dilema adalah tidak lulusnya siswa-siswa berprestasi padahal tidak sedikit mereka yang sudah lulus seleksi beasiswa ke perguruan tinggi. Setelah sekian lama mengendap permasalahan permasalahan inilah yang lambat laun muncul ke permukaan dan menjadi pergunjingan publik.
Semua pihak mulai mengarahkan pandangan melirik kepada permasalahan tersebut, tidak hanya para akademisi ataupun para pemerhati pendidikan di Indonesia tapi juga masyarakat kecil di warung warung kopi ikut andil menyumbangkan pendapat. Pro dan kontra mulai muncul dan semakin memanas, menteri pendidikan sebagai pengambil kebijakan menjadi sasaran dan mendapat kritikan dari berbagai pihak atas bobroknya pelaksanaan UN dari tahun ke tahun. Mereka menuntut agar ujian Nasional lebih baik di hapuskan dan diganti dengan sistem yang baru.
Banyak terobosan dan solusi yang diberikan pemerintah melalui kementrian pendidikan ternyata tidak berdampak banyak terhadap penyelesaian masalah Ujian Nasional ini. Sampai saat inipun belum menemukan titik terang bagaimana solusi untuk penyelenggaraan Ujian Nasional yang baik dan bermutu.
Sebenarnya saya tidak terlalu tertarik untuk membahas bengang kusut permasalahan UN yang terlihat begitu rumit daan memang sangat rumit dan memusingkan. Saya hanya ingin sedikit memberikan gambaran bagaimana persiapan para siswa calon peserta ujian nasional. Sebagai sampel saya berikan contoh di desa saya sendiri J.
Sekarang sudah memasuki akhir bulan februari, jadi tinggal menghitung hari masa pelaksanaan ujian nasional yang biasanya jatuh pada bulan april. Persiapanpun mulai dilakukan, ini terlihat dari sekolah sekolah disini sudah mulai mengadakan les tambahan untuk kelas 9 MTs/SMP dan kelas 12 SMA/MA. Selain itu juga sekolah-sekolah itu mengadakan latihan ujian nasional yang kita kenal dengan Try Out. Itu semua dilakukan untuk membantu memudahkan siswa ketika menjalankan ujian nasional yang sebenarnya.
Selain persiapan dan pembekalan dari sekolah para siswa pun mulai menyiapkan diri dalam menempuh ujian nasional. Mulai dari persiapan kesehatan tubuh yang memang wajib, perlengkapan dan alat-alat ujian seperti (pensil 2B, penghapus, garisan dsb) serta yang tidak boleh terlewatkan adalah “strategi” untuk menyukseskan hari bersejarah itu. J
Beberapa waktu yang lalu ditoko, dua orang siswa datang untuk membeli perlengkapan ujian, pertama mereka menanyakan apakah ada perlengkapan ujian. Dengan segera aku ambilkan mereka satu paket peralatan ujian faber castell, setelah membayar mereka berlalu keluar toko, tak sampai berselang satu menit mereka kembali, seperti ada yang terlupa. Ternyata merka belum membeli clipboard (papan ujian). Langsung mereka bertanya, “ada papan ujian?” aku yang langsung mengambil 2 model clipboard plastik dan triplex. Ternyata mereka menggeleng, dan bertanya lagi “yang tembus ada?” dengan sedikit bingung aku balik bertanya, “maksudnya?”. Dengan gaya polos mereka jawab “yang bisa tembus kita liat”. “oh..yang transparan, gak ada” sahutku sambil tersenyum.
Awalnya tidak ada yang aneh, namun berturut beberapa hari berikutnya semakin banyak siswa yang datang dan menanyakan apakah ada clipboard transparan. Bukan berburuk sangka, dari sana aku berpikir dan tersenyum dalam hati “ini pasti untuk menutup contekan diatas meja biar tembus pandang” J. Ini hanya satu strategi jaman dulu yang masih dipakai adik-adik siswa dalam melaksanakan ujian nasional, bagaimanapun strategi pemerintah dalam menjalankan ujian nasional secara bersih dan jujur, siswa masih punya seribu cara untuk mengalahkannya bahkan gurupun siap membantu menyusun strategi.
Ternyata ujian nasional masih menjadi momok yang begitu menakutkan bagi para siswa, padahal tidak sesulit dulu, dengan adanya kebijakan pemerintah sekarang tidak hanya nilai ujian nasional yang menentukan kelulusan tapi di akumulasikan dengan nilai raport.
Jadi adik-adik peserta ujian gk perlu takut, cukup jaga kesehatan dan rajin belajar insyaallah lulus J dan yang lebih penting “jujur itu lebih baik”. Wassalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H