Mohon tunggu...
Sim Chung Wei
Sim Chung Wei Mohon Tunggu... Guru - Guru

blog : castleofwisdom7.blogspot.com youtube : https://www.youtube.com/@castleofwisdom2442 ig : @simchungwei Saya pria, lahir di kota Tahu, Sumedang, Jawa Barat, pada tanggal 24 Desember , anak pertama dari dua bersaudara. Saat ini berprofesi sebagai tenaga pendidik di salah satu sekolah swasta di Jakarta, dan merintis sebagai seorang penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Menanda Tangani Buku Perdana

4 Februari 2023   11:55 Diperbarui: 12 Oktober 2023   22:58 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu pembeli buku yang meminta tanda tangan-dokpri

Meminta tanda tangan pada halaman pertama sebuah buku dari penulisnya langsung, memberikan pengalaman dan kenangan tersendiri. Seperti layaknya seorang penggemar terhadap idolanya, demikian juga pembaca dengan para penulis yang mereka kagumi.

Akhir tahun 2022, tepatnya bulan Desember, diluar perkiraan saya, buku pertama saya berhasil diterbitkan melalui penerbit Indie, Madza Media, Malang dengan QRCBN 62-1122-9026-155. Menjadi salah satu buku yang sudah terdaftar resmi untuk dipublikasikan.

Karena belum terlalu percaya diri dengan karya perdana ini, saya melakukan pre order, untuk mengetahui seberapa ekseplar buku yang perlu saya cetak. Karena proses pemesanan saya sebar di media sosial, maka pemesannya bukan hanya dari teman dekat secara lokasi, tetapi ada juga rekan-rekan yang memesan dari luar pulau Jawa.  

bersama seorang ibu yang membeli buk saya-dokpri
bersama seorang ibu yang membeli buk saya-dokpri
Ada rekan-rekan yang ternyata berminat membeli buku saya sekaligus meminta saya untuk membubuhkan tanda tangan di halaman prancis. Halaman ini sering juga dianggap halaman paling awal dalam sebuah buku. Umumnya hanya memuat judul buku saja baik berupa teks polos atau ditambahkan beberapa ornamen di sekelilingnya.

Awalnya saya tidak menyangkan akan ada yang meminta tanda tangan,  terutama rekan-rekan yang bukunya saya kirimkan lewat paket karena kendala jarak dan waktu. 

Ternyata  diluar dugaan buku perdana yang akhirnya saya pesan dicetak sebanyak 40 ekseplar dengan beberapa catatan dibubuhi tanda tangan. Ada juga yang saya serangkan secara langsung, dan langsung di todong untuk membubhkan tanda tangan.

Pengalaman, meski masih bisa dihitung jari, mungkin suatu saat saya akan diminta membubuhkan tanda tangan pada berpuluh-puluh, atau mungkin beratus-ratus halaman prancis. hehehehe.

Pengalaman ini hanya sekedar cerita dan untuk memotivasi diri menghasilkan karya yang lebih baik. Bukan untuk menyombongkan diri. Sebagai penulis pemula ini merupakan langka awal untuk saya bisa mengintrospeksi diri dan pengingat untuk tetap rendah hati meski dimintai tanda tangan, bukan berarti karya yang dihasilkan telah sempurna. Jadikan hal ini sebagai pemicu dan tangung jawab moral memberikan yang berbaik.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun