Mohon tunggu...
Budi Simm
Budi Simm Mohon Tunggu... petani -

a boy who like to learn

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Revolusi mental Indonesia itu PHN,bukan BLT-G (LGBT)

20 Februari 2016   13:27 Diperbarui: 20 Februari 2016   13:43 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ah tak usah binggung dan tak usah gelisah walau di negeri encang sam lagi pade mabok BLT-G he he.Pasti binggung nih pade dikira ade istilah ape lagi nih,padahal yg enggak jauh jauh dr istilah mereka juga cuma dibalik biar membumi.Kaum Banci dari dulu ada tapi gk heboh kaya ni hari.Mereka hidup juga gak diganggu masyarakat,hidup kaum banci juga tergantung die kendiri.Pernah ada dulu tempat yg ramai yaitu Taman Lawang di dekat Menteng,ini tempat buat banci banci kumpul dan cari duit.Tak ada reaksi yg berlebih dari masyarakat pada mereka.

Saat ini sedang heboh soal BLT-G ini karena ada dana dari amerika sana melalui UNDP buat kaum banci ini,ingat gk sama BLT jaman SBY dulu.Maka dengan semangatnya para pemburu dollar mendukung kaum banci (BLT-G) tanpa melihat reaksi masyarakat.Siapa yg tidak terpincut sama dollar Amerika di saat kita sedang dilanda kesulitan ekonomi.Bahkan beberapa anggota yg terhormat seperti anggota DPR juga terpukau sama DUIT,akhirnya mereka korupsi.Persoalan utama sebenarnya pada mental kita yg ingin dapat uang dengan cepat tanpa kerja apalagi kerja keras.Inilah yg dimaksud pemerintah dengan Revolusi Mental,merubah mindset kita agar terbiasa kerja bahkan kerja keras agar dapat hasil sesuai yg kita inginkan.

Lihat masalah yg mengemuka saat ini berawal dari mindset yg keliru seperti Narkoba,Korupsi,Kolusi,Pembakaran Hutan,juga BLT-G ini.Semua yg terlibat hanya berfocus pada uang yg didapat tanpa melihat akibatnya pada masyarakat apalagi bangsa.Mental kita belum teruji dengan kerja keras karena selama 3 dekade dikendalikan Amerika dengan membolehkan seorang menjadi penguasa tunggal di negeri kita dengan konsensi Free port di Irian Jaya.Betapa mudahnya kita menukar nilai2 budaya dan juga harga diri bangsa dengan uang dollar.Kita tidak terbiasa kerja menurut norma norma yg diakui masyarakat sehingga korupsi dianggap kejadian biasa.Ingat saat membuat KTP pun kita sudah terlibat kegiatan korupsi kecil itu,yaitu suap.

Belajar bijak melihat seluruh masalah bangsa sehingga kita dapat mencari solusi bagi bangsa kita dan mental yg ada menjadi lebih kuat dan tangguh saat berhadapan dengan kepentingan asing yg berlawanan dengan kepentingan bangsa.Bangsa kita itu itu memiliki kekayaan alam yg cukup dan juga sumberdaya manusia yg hebat.Saatnya kita meningkatkan kekuatan mental bangsa kita dengan belajar dari kesalahan yg terjadi di masa lalu tanpa dendam.Sejarah menjadi sebuah cermin agar kita bisa lebih baik.

Ada satu fenomena di Jakarta yaitu seorang WN Japan mempelopori kegiatan bersih2 lingkungan dengan himbauan utk buang sampah di tempatnya.Lihat betapa hal yg remeh saja kita masih dipelopori oleh oang asing.Inilah kenyataan tentang kualitas mental kita.Pengakuan pada hal ini membuat kita bisa memperbaiki apa yg kurang.

PHN adalah perilaku Hidup Normal,ini adalah perilaku berdasarkan kaidah dan norma yg ada di kita.Salah satunya adalah dengan tidak mencuri atau korupsi.Kita menikah dengan dengan lawan jenis,wanita dgn pria,pria dgn wanita.Kita membuang sampah di tempatnya sehingga lingkungan jadi bersih.KIta berlaku jujur dalam semua bidang kehidupan termasuk politik.Kelihatannya sederhana saja PHN ini tetapi justru inilah tantangan kita bagi slogan2 yg dikampanyekan oleh orang2 asing terhadap masyarakat kita.

Perilaku Hidup Normal akan menuntun masyarakat kita dalam keharmonisan hidup.Tolong menolong dan juga gotong royong yg telah dilakukan berabad abad oleh bangsa kita wajib diaplikasi kembali dan direvitalisasi setelah terhempas oleh gelombang globalisasi dan juga reformasi. Inilah Revolusi mental sesungguhnya,perilaku hidup normal (PHN)

sekian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun