Mohon tunggu...
Budi Simm
Budi Simm Mohon Tunggu... petani -

a boy who like to learn

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasihan Mirna, Malang Jessica dan Beruntung yang Lainnya

10 Februari 2016   07:46 Diperbarui: 10 Februari 2016   08:24 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Peristiwa ledakan dan serangan beberapa orang di cafe Starbuck dekat pertokoan Sarinah menghenyak kalbu seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Untungnya tindakan cepat Aparat polisi dan TNI membuat semua hal menjadi lebih terkelola dengan baik.Dan lebih beruntung lagi kita sedang dipimpin Presiden JKW yg berani datang ke tempat kejadian hanya beberapa jam setelah kejadian. Ini tunjukan betapa kita punya polisi yg mumpuni dan juga TNI yg siap setiap saat.

Sayangnya peristiwa ini terjadi setelah kejadian di dekat lokasi juga dan dekat sarinah juga dan tepatnya di Grand Indonesia serta di sebuat kafe juga yatu cafe oliver. Maka pasti ada dampak dua kejadian ini karena lokasinya berdekatan dan pastinya juga ditangani aparat dan lembaga yg sama yaitu polisi setempat. Akhirnya setelah lima hari kejadian ini menjadi issue nasional dan mendapat perhatian khalayak ramai dan juga media massa termasuk TV yg membuat tayangan yg terkait kejadian tersebut.

Waktu ternyata begitu perkasa dalam dua kejadian ini karena membuat kita gagal focus dalam menangani dua kejadian ini.Dimana yg satu selesai dengan sangat cepat dan tepat sehingga tak ada dampak yg berarti dan sesuai dengan keinginan pelaku yaitu menteror kita. Sedang kejadian yg satunya ditangani dengan lambat atau terlambat.Semua hal yg menyangkut kejadian ini tidak terkelola dengan baik,termasuk barang bukti dan juga lokasi kejadian yg terus dapat dimasuki oleh orang orang lain.Dua kejadian yg berlainan tetapi ditangani oleh yg berwajib dengan cara yg sangat berbeda.

Terlepas dari pro kontra kejadian ini kita wajib merasa kasihan pada korban yaitu Mirna. Hal ini disebabkan kita tidak dapat melindungi Mirna dari kejadian tersebut yg dikatakan teracuni. Sayangnya bukti yg berhasil dikumpulkan terlambat diambil dari tempat kejadian.Inilah pelajaran pahit bagi aparat penyelidik dan penyidik bahwa tidak boleh ada kelonggaran dalam peristiwa seseorang kehilangan nyawa.Lokasi kejadian harus steril dan ditutup utk umum. Ini bisa disebut kelalaian pihak yg bertugas karena tidak menduga apa yg sebenarnya terjadi karena ada bias tentang lokasi kejadian.Memang lokasi kejadian adalah tempat yg sangat prestise di Jakarta. Andai tempat kejadian di RM padang atau warung tegal marmo maka saya menduga polisi akan mensegel tempat kejadian selama beberapa hari. Ini prosedur yg dilakukan polisi utk semua kejadian termasuk kebakaran dan kecelakaan lalu lintas. Ada kejadian korban laka lantas yg sudah meninggal tetap dibiarkan di tempat pada saat adanya penyelidikan.Beda ya dengan kasus cafe maut ini.Polisi dengan mudah mengabaikan prosedur yg biasa dilakukannya. Kasihan Mirna karena di tempat yg seharusnya aman dan terlindungi tersebut Mirna harus kehilangan hidupnya.

Dampak kasus ini terus melebar karena sorotan media yg terus menerus,inilah bentuk abuse power lain yg berdampak tidak baik bagi keseimbangan berita. Press atau media diberi kebebasan memberitakan apapun agar masyarakat tahu semua kejadian,inilah tugas press dan media massa.Tetapi mensorot satu berita yg terus menerus apalagi dengan keakuratan yg rendah maka akan cenderung menghasilkan bias pada peristiwa.Maka KPI wajib turun tangan dalam hal ini.Akhirnya polisi menetapkan tersangka pada kejadian ini yaitu Jesica wongso kumala.Malang benar Jesica karena niat baiknya mentraktir teman lama berakibat buruk baginya. Nasib Jesica seperti orang yg salah di tempat yg salah,dia ditetapkan sebagai tersangka karena dia yg membayar pesanan tersebut. Kenapa bukan yg membuat terlebih dahulu yg diteliti dan diselidiki dengan lengkap dan berulang ulang.Mereka dapat bebas dari tuduhan karena kopi yg sejenis dihidangkan ke orang lain tidak membuat orang lain mati juga.Padahal kopi dibuat pasti segelas demi segelas dan tidak dalam jumlah besar seperti hidangan perayaan.Malangnya nasib Jesica.

Polisi dengan mudah tidak melakukan prosedur pada semua orang yg ada dan terlibat di cafe maut tersebut. Beruntungnya mereka karena polisi tidak focus pada mereka. Bahkan seorang temannya Jesica dan mirna juga tidak diselidiki layaknya saksi kunci seperti Jesica yg jadi saksi special.Beruntungnya pemilik kafe karena cafenya tidak disegel layaknya tempat kejadian lain. Beruntung juga pembuat kopi dan pelayan karena tidak dikriminalisasikan karena mereka orang kecil. Beruntungnya mereka semua karena polisi hanya menetapkan hanya Jesica seorang menjadi tersangka.Dan yg paling mengherankan tidak terlihat kesedihan seorang suami saat Mirna telah tiada.Ada apa dengan suami Mirna. Dan beruntunglah sang suami karena polisi tidak mencurigainya terlibat karena dia tidak ditempat.Padahal dalam kasus racun biasanya orang yg bermotif justru tidak ditempat.

Itulah sekelumit pendapat dan opini mengenai kafe maut yg telah menjadi tempat hilangnya nyawa seorang warganegara kita tanpa kita dapat melindunginya melalui aparat yg ditugaskan. Padahal banyak syarat dan prosedur yg ditetapkan untuk produk pangan dan minuman.Kita sudah abai dengan nyawa seorang anak manusia karena ini tidak diselidiki secara menyeluruh termasuk melibatkan badan POM dan juga Depkes yg membidangi bisnis ini, cafe dan restauran. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun