Mohon tunggu...
Budi Simm
Budi Simm Mohon Tunggu... petani -

a boy who like to learn

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Lupakan Sejarah, Siapakah Gafatar...

14 Februari 2016   15:11 Diperbarui: 14 Februari 2016   15:50 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalau avatar saya tahu ini tokoh yg dicari agar satu dunia kembali aman dari kelompok negeri api.Seru ceritanya walau pun tidak natural,mana ada di dunia nyata seorang bocah jadi pahlawan menyelamatkan dunia.Juga kesaktian yg ada di cerita itu tidak dapat ditemui di dunia nyata saat ini.Cerita avatar tidak ada pengaruh untuk kita saat ini paling juga hiburan pelepas penat.Beda dengan Gafatar yg merupakan usaha sekelompok orang untuk mendirikan suatu komunitas baru dan tujuan akhirnya Negara Baru dari masyarakat yg berhasil diajak bergabung.

Sejarah mencatat ada DI/TII dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dimana mereka berbeda pendapat dengan Proklamator kemerdekaan Indonesia yg menginginkan bentuk negara adalah negara kebangsaan bukan negara agama.Para pendiri Bangsa Indonesia sudah sepakat bahwa Indonesia dihuni oleh berbagai suku bangsa dan juga agama sehingga negara harus melindungi seluruh rakyat Indonesia dengan identitas yg mereka punyai.Ada beberapa Agama yg diakui pemerintah kita berdasarkan pemeluknya dan ada yg tidak diakui karena berbagai alasan.

Tranformasi perjuangan para pengiat  DI/TII telah berubah sejalan dengan telah tiadanya tokoh utama yg dahulu mencetuskannya. Ada yg mendirikan suatu kelompok pendidikan di daerah Indramayu.Mereka tetap pada cita citanya ingin mendirikan negara Islam di Indonesia.Sejalan dengan waktu mereka terpecah dua yaitu kelompok di Indramayu dan pimpinan Mushadeq yg klaim dirinya Nabi. Inilah yg mematik sumbu kemarahan umat Islam yg secara mayoritas dianut oleh Rakyat Indonesia.Banyak kejadian yg timbul karena kegiatan kelompok yg kemudian berubah nama menjadi Gafatar.Pemerintah tidak abai pada gerakan kelompok ini tetapi juga tidak melakukan tindakan represif seperti pada jaman orba.

Entah ada angin apa kelompok ini yg secara organisasi tidak diakui dan tidak terdaftar karena ditolak pemerintah tetap menjalankan aktivitasnya dan juga merekrut anggota anggota baru.Gafatar kemudian terdeteksi membuat hunian yg berbasis kelompoknya dan bersifat eksklusif di bumi kalimantan.Sayangnya mereka tidak belajar dari kejadian yg pernah terjadi di sana saat orba berkuasa. Ya disana pernah terjadi "perang" antara dua kelompok atau suku yg sangat dramatis.Maka tindakan pmerintah segera memulangkan anggota yg ikut dalam kelompok gafatar ini ke daerahnya masing masing sudah sangat tepat.

Banyak kaum aktivis yg menyayangkan pemulangan tersebut tetapi mereka lupa pada apa yg pernah terjadi di bumi kalimantan dahulu.Apakah kita harus kembali melihat dan menyaksikan kejadian yg pernah terjadi disana antara dua kelompok masyarakat. Pemerintah telah bertindak cepat dengan memulangkan anggota2 yg termakan janji manis kelompok gafatar ini.Sebaiknya kita semua mulai belajar menghargai hukum dan aturan yg dibuat di negeri kita ini.Apakah dukungan kepada kelompok yg tidak terdaftar sebagai organisasi massa karena ditolak pemerintah bukan merupakan tindakan tidaK menghormati hukum. Mulailah bijak dalam memandang suatu masalah karena kadang kita tidak lengkap mempunyai informasi.

Gerakan Fajar Nusantara merupakan kelompok yg ingin mendirikan agama baru dan juga negara baru. Dua hal yg sangat ditentang di Republik Indonesia ini.Lihat betapa beraninya orang yg mengaku pimpinan Gafatar dalam mengumumkan bahwa mereka tidak termasuk umat Islam tetapi penganut agama baru yg mereka sebut milah Abraham.Hal ini ditingkat masyarakat bawah dapat meletupkan emosi yg paling dasar yaitu berupa pembunuhan.Masih teringat oleh kita bagaimana beberapa orang yg menyerang sebuah cafe di jalan thamrin di pagi hari dengan tidak mempedulikan nyawanya sendiri apalagi nyawa orang lain. Bijaklah dalam membela suatu kelompok dan jangan hanya menerima pembelaan mereka tanpa mengendapkan dan mempelajari secara lengkap data yg ada.

Kita sedang berperang dengan koruptor yg telah sepuluh tahun lebih tidak juga habis...Kita juga sedang berperang dengan pengedar Narkoba yg sudah lebih lama berlangsung.Tak elok rasanya bila kepentingan suatu kelompok yg belum jelas dasar dan tujuannya menghabiskan energi kita.Mari kita bersatu membasmi musuh musuh negara yg nyata seperti koruptor dan bandar Narkoba.

Sekian...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun