Mohon tunggu...
Budi Simm
Budi Simm Mohon Tunggu... petani -

a boy who like to learn

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saatnya Tukul Berkata Kembali ke Laptop

20 Mei 2017   06:04 Diperbarui: 20 Mei 2017   08:22 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini disebut hari bersejarah karena itu disebut dan diperingati sebagai hari kebangkian Nasional.Tahun 1908 kita memulai suatu cara memandang kebangsaan kita sebagai satu kesatuan dan tahun 1928 kita tahu diucapkan SUMPAH PEMUDA. Butuh waktu 20 tahun saat itu untuk mencapai kata sepakat bahwa kita satu bangsa yaitu INDONESIA.Kita bersyukur bahwa setelah itu pada tahun 1945 kita mampu bersatu memproklamasikan KEMERDEKAAN Bangsa Indonesia. Kita wajib mensyukuri bahwa kita mempunyai Pahlawan yg mau melakukan semua proses itu sehingga kita menjadi SATU Bangsa.

Akhir akhir ini media massa diramaikan oleh pilkada DKI Jakarta yg cukup memakan waktu dan tenaga dari sebagian kelompok masyarakat yg terlibat. Sangat disayangkan adalah mengkuatnya politik identitas yg mendasarkan pada atribut kelompok. Hal ini jelas berbeda dengan cara dan proses yg dilakukan oleh pendahulu kita yang menguatkan politik identitas yg mendasarkan pada atribut kebangsaan yaitu BANGSA INDONESIA. Kita tahu dari dahulu kita sering dipecah belah oleh bangsa lain sehingga kita sebagai sebuah bangsa pernah mengalami penjajahan selama 350 tahun oleh bangsa lain.

Reformasi telah terjadi pada tahun 1998 dan telah memakan korban jiwa jiwa muda yg gugur saat terjadi proses itu. Sebaiknya mereka yg dulu mengalami dan terlibat dalam proses reformasi mencontoh para pelajar STOVIA yg konsisten berjuang sehingga terwujud sebuah BANGSA yang kita sebut INDONESIA. Lihatlah bagaimana mereka para pelajar STOVIA tidak tergiur oleh godaan materi yang ditawarkan setelah mereka meraih gelar. Mereka mempunyai gelar yg cukup menjamin kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat,mereka Insinyur,DRS,Dr dan SH. Kita bangga bahwa mereka memilih mendirikan negara sehingga kita dapat nikmati saat ini.

Kita dapat melakukan berbagai hal sebagai sebuah bangsa yg merdeka.lalu apa yang sudah kita lakukan tahun ini? Tahun 2017 ini kita disibukan oleh sebuah PILKADA yg hanya memiliki luas wilayah yg tidakluas.Kita lupa bahwa kita punya wilayah negara yg sangat luas. Ada beberapa anggota masyarakat yg bangga pada identitas kelompoknya,itu sah sah saja tetapi satu hal yg perlu dicermati adalah apa prestasi kelompok itu pada Negara sebagai sebuah Bangsa. Kita sebagai sebuah bangsa saat ini belum mempunyai kebanggaan pada prestasi di dunia Internasional seperti piala dunia sepakbola,Olimpiade atau capaian dalam bidang teknologi.

 Saat tahun 1908 kita tahu juga seperti saat ini yg memiliki berbagai macam kelompok dan berbeda dalam agama yg dianut.Andai para pelajar STOVIA itu melakukan apa yg kita lakukan tahun ini terutama pada PILKADA DKI  Jakarta maka dapat dibayangkan kita mungkin masih sebagai kelompok yg terpecah belah dan saling menjatuhkan kelompok lainnya. Pada akhirnya Bangsa Indonsia tidak berdiri. Saat ini kita memerlukan sebuah persamaan yang menyatukan kembali kita sebagai sebuah bangsa. Kita memang berbeda beda dan memiliki beribu ribu adat istiadat dan juga bahasa daerah tatapi kita wajib ingat dan junjung tinggi satu identitas kebangsan kita. Kita persilahkan TUKUL mengatakan satu Kalimat favoritnya : KEMBALI KE LAPTOP. dimana di dalam laptop itu tertulis sebuah kalimat : KITA INDONESIA.

Mari kita selesaikan apa yg sudah dimulai oleh para pelajar STOVIA tahun 1908 dengan meraih prestasi DUNIA sebagai sebuah BANGSA, MERDEKA dan MAJU

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun