PT. Kereta Api Indonesia (Persero) rencananya akan meremajakan dan mengganti 886 sampai 1.000 kereta hingga tahun 2019, terutama kereta api yang usianya sudah lebih dari 390 tahun.Â
Peremajaan kereta api merupakan salah satu strategi PT. KAI (Persero) dalam melaksanakan modernisasi secara besar-besaran sarana perkeretaapian nasional. Selain mengganti kereta dengan armada yang baru, strategi lain yang dilakukan oleh PT. KAI adalah pemasangan fasilitas wifi di seluruh kereta serta mentransformasi seluruh kereta menjadi kereta listrik.
Dikutip dari BeritaSatu.com, Edi Sukmoro selaku Direktur Utama PT. KAI menjelaskan bahwa 51% dari total 1.700 kereta api berusia lebih dari 30 tahun.Â
Jika dilihat dari standar keselamatan, kereta-kereta tersebut masih layak dan aman digunakan, namun kualitas kenyamanan sarana-sarana tersebut sudah berkurang sehingga sarananya akan diperbarui.Â
Sebanyak 438 kereta sudah dipesan kepada PT. INKA pada tahun lalu dan rencananya akan selesai pada tahun ini, sebelum masa angkutan lebaran 2018 untuk menambah kapasitas perjalanan kereta api. Untuk mengganti satu kereta dibutuhkan dana sekitar Rp 4 Miliar sehingga jika PT. KAI akan mengganti 1.000 kereta maka dibutuhkan dana yang cukup besar yakni Rp 4 Triliun.
Selain itu Edi Sukmoro juga mengatakan bahwa direksi PT. KAI sepakat untuk mewujudkan era baru perkeretaapian Indonesia, salah satunya melalui pengimplementasian fasilitas wifi di seluruh kereta api.Â
Kedepannya, Ia juga berharap supaya kereta yang nantinya dioperasikan oleh KAI hanyalah kereta-kereta dengan sumber tenaga listrik dimana saat ini kereta listrik yang beroperasi adalah Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek yang dioperasikan melalui anak perusahaan PT Kereta Commuter Indonesia serta Kereta Bandara Soekarno-Hatta dan kereta Bandara Kualanamu yang dioperasikan oleh PT Raillink.
Ketiga strategi tersebut tentunya memerlukan dana yang tidak sedikit, ditambah perawatan prasarana milik PT. KAI (Persero) yang juga membutuhkan biaya cukup besar.Â
Perawatan prasarana tersebut meliputi jalur kereta api, stasiun kereta api dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan yang terdiri dari peralatan persinyalan, peralatan telekomunikasi dan instalasi listrik.Â
Saat ini untuk perawatan prasarana perkeretaapian Kemenhub menyerahkannya kepada PT. KAI dengan menggelontorkan anggaran setiap tahunnya. Anggaran itu biasa disebut dengan dana Infrastructur Maintenance Operations (IMO), dimana besaran dana yang diberikan berbeda setiap tahunnya.
Tahun ini dana IMO yang diberikan sebesar Rp 1,3 Triliun dimana angka tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai angka sekitar Rp 1,6 Triliun.Â