"kita ini pacarannya serius kan?"
*bibir melekat, mencium erat.*
"kamu cinta sama aku kan?"
*tangan memeluk. meraba. meremas.*
itu bukan kataku.
itu kelaminmu.
"kamu akan ngelakuin apapun untuk ngebahagiain aku kan?"
*jemari bekerja membuka kemeja. menyibaknya sampai terbebas.*
itu bukan kataku.
itu kelaminmu.
"cinta itu harus ada pembuktiannya. bener kan?"
*bibir menjelajah. menjilat. meraup apa yang bisa ditemukan.*
itu bukan kataku.
itu kelaminmu.
"kamu pastinya nggak mau dong, buat aku kecewa."
*tangan kiri meremas. tangan kanan menahan leherku.*
itu bukan kataku.
itu kelaminmu.
"apa bedanya sekarang dengan nanti?"
*tangan kiri semakin brutal. tangan kanan mencengkeram leherku kuat.*
itu bukan kataku.
itu kelaminmu.
sebisaku menarik nafas, mengumpulkan sedikit waktu untuk bertahan hidup.
tangan menyelusup ke balik tubuh. meraih logam dingin di bawah sana.
"rasanya tidak akan sakit. kau percaya kan padaku?"
*tangan kiri beranjak turun. suara ritsleting membuka.*
dan hening.
tidak lagi terdengar apapun.
tidak juga suaramu.
puas, menatapmu yang nampak indah, tenggelam dalam warna merah.
itu bukan kataku.
itu kelaminmu.
ini vaginaku.