Mohon tunggu...
Paul Simanjuntak
Paul Simanjuntak Mohon Tunggu... -

Kerjaan sih mikir angka, tapi doyannya politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Labschool Tanpa Arief Rahman, Apa Bisa?

31 Juli 2016   12:47 Diperbarui: 31 Juli 2016   13:00 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seperti Golkar mampu mandiri dari sosok Jenderal Besar, kunci dari semua ini adalah kemauan Labschool, sebagai organisasi yang didukung oleh guru, siswa, dan karyawan, untuk melepaskan diri dari tuntunan tangan Arief Rachman. Alih-alih meninggalkan nilai-nilai yang menjadi ditanamkan selama ini, sekolah harus mampu membuktikan bahwa semangat itu telah kuat mengakar dan mampu untuk tumbuh sendiri, dengan atau tanpa bimbingan AR.

 Seperti pohon yang telah mantap tertanam dapat menumbuhkan cabang-cabang baru, jika memang visi dan misi sekolah benar telah mendarah daging, ia dapat mengakomodir tantangan baru tanpa lepas dari akarnya. Kegagalan Labschool untuk menjaga keutuhan nilainya pada akhirnya adalah kegagalan AR sendiri sebagai pendidik.

Terakhir, saya ingin mengingatkan bahwa Arief Rachman, sebagaimanapun hebat kepemimpinannya, adalah produk dari zaman yang berbeda. Pada waktunya, ia melawan tirani negara di tengah masyarakat yang belum tercerahkan. Tirani pada era demokrasi ini berasal dari kuatnya arus tren publik. Bapak Pembangunan pun akhirnya jatuh karena ia tidak lagi tanggap pada kekuatan ini. Perhatikan bahwa ini tidak sama dengan menyangkal warisan AR, seperti yang terlalu sering terjadi di negara ini. Hanya perlu diingat, sebagai manusia, AR pun hanya memiliki kemampuan dan waktu yang terbatas. Bersyukurlah bahwa ia rela berhenti selagi kepala mendongak tinggi. Karena itu, hanya satu pertanyaan yang tersisa: mampukah Labschool menjadi murid yang mandiri?

Penulis adalah mantan siswa Labschool

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun