Mohon tunggu...
Siman
Siman Mohon Tunggu... Guru - Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar, Setiap Langkah adalah Ibadah

Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa Kata Siswa Jika Diajak Praktik Memasak?

9 Maret 2022   09:42 Diperbarui: 9 Maret 2022   09:55 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana Remaja sekarang jika diajak untuk memasak? Zaman serba aplikasi ini, sepertinya semua orang ingin serba cepat, praktis, tidak perlu ribet. Termasuk masalah pesan memesan makanan, cukup klik akan datang dengan sendirinya. Tidak heran jika ada ibu-ibu yang mengatakan lebih baik pesan saja daripada ribet memasak sendiri. Nah terus bagaimana jika siswa madrasah diajak memasak kue lapis? Apa kata mereka?

Mengutip dari wikipedia.or.id Lapis legit atau spekuk (bahasa Belanda): Spekkoek adalah salah satu jenis kue basah tradisional dari Indonesia. Kue ini pertama kali dikembangkan pada masa kolonial Belanda di Indonesia yang terinspirasi dari kue lapis Eropa. Lapis legit dibuat dari berbagai macam rempah-rempah yang memang sangat disukai oleh orang-orang Eropa, di antaranya adalah kapulaga, kayu manis, cengkih, bunga pala, dan adas manis sehingga rasanya sangat khas kaya akan aroma rempah. Kue berbahan dasar kuning telur, tepung terigu, gula, dan mentega/margarin ini memiliki cita rasa yang manis dengan tekstur yang lembut namun kokoh.  Adonan kue dipanggang dalam oven secara bertahap hingga membentuk lapisan-lapisan yang umumnya berjumlah 18 lapisan atau lebih. Karena banyaknya lapisan pada lapis legit, kue ini dikenal juga dengan sebutan kue seribu lapis. 

Di Indonesia kue ini sangat populer. Lapis legit biasanya disajikan pada acara-acara tertentu dan hari-hari raya, seperti Imlek, Lebaran, dan Natal. Kue ini juga disajikan sebagai hadiah pada perayaan-perayaan lokal, seperti hari pernikahan dan hari ulang tahun. di Belanda, irisan kue ini biasanya disajikan sebagai kudapan atau hidangan pencuci mulut dalam jamuan rijsttafe

Bagaimana memasak Kue ini?

Berikut adalah kata Asih Purwanti, S.pd,guru Tata Boga MAN 1 Sleman.  Ia menjelaskan bahwa ke depan prospek program keterampilan tata boga sangat menarik dan sangat bagus. Jika terampil tata boga maka dapat berkarir pada industri kuliner maupun dapat berkarir sebagai chef, baker, barista atau bisa juga bekerja di hotel restotan dan kafe.

"Saya berharap setelah lulus anak-anak tidak ada yang bingung karena belum mendapatkan lapangan pekerjaan, mereka bisa berwirausaha berbekal keterampilan yang dimiliki," ungkap Asih ketika mendampingi siswa praktik membuat kue Lapis Pandan dan Lapis Coklat di ruang Tata Boga, madrasah setempat, Selasa (8/3/2022)  

Siswa terbagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok memilih jenis masakan yang telah ditentukan oleh guru. Mereka diminta menentukan bahan sendiri hingga sampai menghidangkannya bahkan sebagian ada yang menjualnya, " Hari ini anak-anak kelas XI IIK praktik membuat kue Lapis Pandan dan Lapis Coklat. Selanjutnya  sebagian kue dijual kepada warga madrasah.  Hal ini dilakukan agar anak-anak bisa praktik berwirausaha secara langsung," tambahnya.

Langsung saja, Ini resepnya, Kue lapis: siapkan bahan-bahannya yaitu tepung beras 300 gram, tepung tapioka 150 gram, gula pasir 300 gram, santan 1500 ml, vanili 1/4 sdt dan garam 1/ sdt, pasta pandan ( untuk lapis pandan) dan pasta coklat (untuk lapis coklat)

Cara membuat juga mudah, 1. Timbang semua bahan sesuai resep, campurkan tepung beras dan tepung tapioka. 2. Siapkan santan, tambahkan gula pasir, garam dan vanili, kemudian rebus sebentar sampai gula larut.( Hangat saja). 3.Angkat dan tuangkan sedikit demi sedikit santan ke dalam tepung, aduk hingga rata. 4. Bagi adonan menjadi 2 bagian, 1 bagian biarkan tetap berwarna putih dan bagian lain tambahkan pasta sesuai dengan nama resepnya. 5. Kukus tiap lapisan selama 5 menit dan lapisan terakhir selama 25 menit. 6. Angkat, tunggu hingga dingin dan potong-potong dan kue siap dinikmati.  

Aisyah Adawiyah, salah satu siswa mengaku bahwa belajar memasak sangat menyenangkan. "Sangat senang pembelajaran praktik Tata Boga karena bisa mendapat pengalaman langsung dan menambah pengalaman tentang pembuatan kue," kata Aisyah. Selain Aisyah,  Ajeng Dara Safira juga  mengakui hal yang sama, jika pembelajara praktik itu sangat menyenangkan. "Membuat olahan kue merupakan salah satu materi pembelajaran yang menyenangkan karena melakukan praktik secara langsung. "Apalagi, selama pandemi covid-19 praktik masak tidak bisa dilaksanakan. Jadi ini merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri untuk anak kelas agama," kata Ajeng mewakili teman -temannya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun