Al-Jalalin bukan saja memotret kerisauan malaikat atas penciptaan Adam AS, tetapi juga memotret arogansi. Ia mengatakan: “Tuhanku tidak akan pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih pintar ketimbang kami”. Demikian sebagian isi Tafsir Al-Jalalain yang disampaikan oleh Drs.H.Soir, M.S.I, Kepala Madrasah (Kamad) dalam acara kajian Tafsir Al-Jalalain di Asrama Al Uswah MAN 1 Sleman, Jumat (18/2/2022)
Selanjutnya Kamad memaparkan bahwa pernyataan malaikat tersebut mengusik Allah untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) atas Adam dan Malaikat. Mana yang pantas menjadi khalifah di muka bumi?.
“Allah mengajarkan kepada Adam seluruh nama-nama yang ada di dunia, lalau Adam mempresentasikan di hadapan malaikat. Tidak ada satu nama-pun yang tidak disebutkan oleh Adam, dan Malaikat diam tak berdaya. Allah berkata, coba kalian Malaikat bisa tidak menyebut nama-nama, sebagaimana Adam menyebutkan tadi. Katanya kalian adalah makhluk yang lebih mulia dan lebih pandai ketimbang yang lain?” paparnya.
Kemudian Ia menceritakan bahwa malaikat menyatakan ‘menyerah’ seraya berkata, “Maha suci Engkau tidak ada pengetahuan, kecuali apa yang telah Engkau ajarkan (kepada kami), sungguh Engkau Dzat yang maha mengetahui lagi maha bijaksana”. Kemudian Malaikat tunduk dan patuh atas perintah Allah, ia hormat kepada adam, atas torehan prestasi yang diraihnya, tetapi iblis semakin arogan dan menyombongkan diri, ia berkata, : buat apa saya hormat kepada Adam, toh saya lebih baik ketimbang dia”. Kesombongan iblis ini membuat Allah murka, dan mengutuknya sampai hari kiamat. Dan kesombongan adalah dosa pertama yang dibuat oleh makhluk Allah, yaitu iblis.
“Kemampuan Adam mengidentifikasi unsur-unsur alam dan isinya, mengindikasikan bahwa manusia secara keseluruhan adalah makhluk yang layak untuk menahkodai bumi dan isinya. Sekaligus menjadi jawaban, bahwa Allah mengangkat dan menetapkan Adam sebagai khalifah karena ia layak menduduki posisi itu,”lanjut Kamad
Sebelum mengakhiri kajiannya ia mengingatkan siswa MAN 1 Sleman yang tinggal di asrama sebagai peserta kajian bahwa apapun yang Allah kehendaki, Allah takdirkan, adalah keputusan yang terbaik. “Ingat al-Qur’an mengajarakan kepada kita semua bahwa, the right man and the right place, Wallahu ‘Alam Bimurodihi, pungkasnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H