Novel yang berjudul "Hujan" ini pertama kali terbit pada Januari 2016 dengan tebal halaman 320 halaman yang diterbitkan di PT Gramedia Pustaka Utama. Cover novel ini menggambarkan hujan dan genangan air serta judul novel itu sendiri yaitu Hujan. Tere Liye sendiri memiliki nama asli Darwis, nama Tere Liye ini sering membuat seseorang yang baru mengenalnya mengira bahwa beliau ini seorang Perempuan tapi nyatanya Tere liye ini adalah seorang laki-laki tulen. Tere Liye ini memiliki banyak karya novel, ada juga beberapa karyanya yang tayang di layer kaca yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah.
Penulis yang lahir pada 21 Mei 1979 ini sudah menerbitkan lebih dari 50 buku selama karirnya, namun menulis bukan menjadi pekerjaan tetapnya melainkan hanya sebagai hobi saja. Kali ini kita akan membahas tentang buku yang berjudul "HUjan" dengan tahun terbit tahun 2016.
Buku ini menceritakan tentang kisah perjuangan dan percintaan seorang Perempuan bernama Lail di era yang sudah sangat maju. Seperti adanya kereta bawah tanah dengan orang orang yang sudah tidak lagi memakai handphone melainkan memakai sebuah teknologi yang memunculkan layer ke udara. Cerita ini diawali dengan adanya bencana alam yang besar seperti gempa bumi yang sangat hebat dan tsunami. Saat bencana itu terjadi semua orang berbondong bondong untuk menyelamatkan diri, Lail yang berhasil selamat kehilangan ibu dan ayahnya. Sang ibu yang tertimbun tanah di stasiun bawah tanah dan ayahnya yang menjadi korban tsunami saat sedang ditugaskan di tepi Pantai.
Lail berhasil selamat dengan seorang teman laki-laki nya yang bernama Soke Bahtera. Saat bencana sudah reda seluruh kota terlihat hancur dan hampir rata dengan tanah. Lalu orang-orang yang selamat pun memulai Kembali Pembangunan kota. Lail masuk ke salah satu panti asuhan yang ada dikotanya itu. Dia lalu bertemu dengan teman se kamarnya yaitu Maryam, saat pertama melihat Maryam, Lail tidak suka karena Maryam memiliki rambut keriting yang mengembang dan Lail beranggapan bahwa Maryam pasti memiliki kutu di rambutnya. Namun opini itu dipatahkan oleh Maryam saat Maryam meminta tolong kepada Lail untuk menyisir rambutnya, saat pertama Lail ragu namun dia tetap mencobanya dan Lail tercengang karena ternyata rambut Maryam itu bersih dan lembut. Lalu setelah itu Lail berteman baik dengan Maryam.
Mereka menjadi teman baik selama di panti asuhan itu, banyak pengalaman tidak mengenakkan di panti itu. Dari pengurus yang tidak mengurus dengan baik lalu makanan yang kurang enak dan lain sebagainya. Terlepas dari itu Lail mencoba untuk bergabung dengan berbagai aktivitas sosial. Karena kota yang masih dalam keadaan pemulihan dan masih belum pulih seutuhnya. Setelah kota menjalani pemulihan itu pun masih terjadi bencana lainnya seperti hujan asam. Ditengah itu Lail masih bertemu dengan Soke Bahtera atau yang akrab dipanggil Esok, teman laki-laki yang selamat bersamanya. Saat menjadi relawan Lail juga bergabung dengan tim Kesehatan kota. Dia menjalani berbagai ujian untuk menjadi relawan itu. Dan ujian yang dilalui tidaklah mudah.
Ada ujian yang seperti saat masuk ke kemiliteran, dengan ujian yang menguras tenaga dan pikiran. Tetapi berkat tekat dan kepintaran yang dimiliki oleh Lail dan Maryam ujian itu bisa dilewati dengan mudah. Mereka lalu ditugaskan di sektor dengan Tingkat bahaya tinggi yaitu di desa yang berada di tepi Sungai. Saat bertugas disana mereka mengalami berbagai kesulitan dengan banyaknya pasien dan juga keterbatasan alat medis dan juga bahan pangan. Saat itu pun masih terjadi bencana dengan air Sungai yang tiba tiba meluap.
Di sisi lain, Esok yang dikenal sangat jenius dan dijuluki sebagai si Nomor 1 diadopsi oleh wali kota dan menjadi peneliti di kota itu. Lail dan Esok sering bertemu saat mereka memiliki waktu luang. Peneliti disana menciptakan sebuah kendaraan masal yang digunakan untuk pergi ke planet lain karena bumi sudah tidak bisa di huni lagi untuk beberapa ratus tahun nantinya. Namun yang bisa menaiki kapal ini hanya orang-orang penting dan juga orang-orang yang beruntung yang mendapatkan tiket saja. Esok mendapat dua tiket dan Lail merasa bahwa tiket itu tidak akan untuk dirinya, namun nyatanya Esok malah memberikan tiket itu untuk adik dan juga ibu angkatnya. Esok memutuskan untuk tinggal di bumi dengan Lail. Cerita ini adalah semua ingatan lain dari pertama mengalami bencana sampai sekarang, dia berencana untuk menghapus semua ingatan buruk termasuk Esok. Namun dengan Ajaib ingatan buruk itu berubah menjadi ingatan baik untuk Lail,untuk itu tidak ada ingatan yang bisa dihapus dari ingatan Lail.
Itu lah sedikit resensi dari novel karya Tere Liye yang berjudul "Hujan". Kamu bisa membaca buku Tere Liye yang lain, karena buku-buku karya Tere Liye ini sangat rekomendet. Kamu dapat membaca secara fisik maupun online. Hargai karya penulis dengan tidak membeli buku bajakan!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H