Puskesmas Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh melakakukan penyuluhan menyenai stunting dan sanitasi lingkungan dengan sektor lintas di aula Kantor Camat Koto  Parik Gadang Diateh pada Kamis(10/08/2023).
Masih tingginya angka stunting di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh ini menjadikan Puskesmas setempat menciptakan penyuluhan dengan lintas sektor untuk menyelesaikan masalah tersebut. Lintas sektor ini dihadiri oleh beberapa perangkat di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh seperti KUA, KORAMIL, KAPOLSEK, Camat, Dinas Kesehatan, UPTD, BPJS, BKKBN, UPT Puskesmas Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Wali Nagari, Jorong, Kader Posyandu, dan Mahasiswa KKN Pakan Rabaa Tengah Universitas Andalas 2023.
Penyuluhan ini merupakan lanjutan penyuluhan sebelumnya mengenai rembuk stunting pada tanggal 13 Juni 2023 di Kantor Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh. Data yang dipaparkan pemateri pada saat itu terdapat 43 anak yang terdeteksi stunting di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.
Masalah utama stunting dalam penyuluhan lintas sektor ini yaitu maraknya pernikahan dini dan  lingkungan juga memicu terjadinya stunting dan buruknya sanitasi lingkungan. Budaya masyarakat melakukan MCK ke sungai mengakibatkan sanitasi lingkungan buruk karena mencemari sungai dan menyebabkan beberapa masalah kesehatan.
Bentuk pencegahan stunting yang sudah dilakukan yaitu dengan memberikan tablet tambah darah kepada remaja perempuan di sekolah setiap hari senin. Pemberian tablet tambah darah ini dilakukan pada setiap hari senin yang diberikan langsung oleh petugas Puskesmas Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.
Selain itu pengurangan angka stunting juga dilakukan dengan pemberian bantuan kepada anak yang terdeteksi stunting. Bantuan tersebut teradapat makanan dan buah seperti susu, lele, telur, pisang, buah naga, buah pepaya, dan makan tambahan seperti biskuit.
Puskesmas Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh merencanakan pemberian asupan makanan yang sudah di masak untuk mempercepat pengurangan angka stunting. Masakan yang akan diberikan diolah langsung oleh kader posyandu setempat. Tentunya dengan anggaran yang sudah ditetapkan.Selain itu bapak KUA Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh juga berpendapat bahwa "Pemberian asupan juga diberikan kepada ibu hamil yang baru menikah". Agar nantinya anaknya tidak kekurangan gizi.
Dinas kesehatan juga bekerja sama dengan KUA untuk menekan jumlah pernikahan dini yang terjadi. Hal ini karena kebanyakan pernikahan dini  menyebabkan remaja perempuan hanya siap untuk kawin saja dan tidak siap untuk menikah. Sehingga anak tidak mendapatkan perhatian yang cukup dan biasanya anak asuh oleh mertua. Hal ini merupakan pendapat dari ibu BKKBN.
Sanitasi lingkungan yang buruk akan diatasi dengan pemberian bantuan kamar mandi untuk MCK didalam rumah dan tidak lagi MCK ke sungai. Selian itu akan dibuatkan septic tank agar aliran MCK tidak lagi ke sungai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H