Mohon tunggu...
Silviyana Dhea Az Zahraa
Silviyana Dhea Az Zahraa Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM, FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI.

Give your best for your life.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan antara Maqamat dan Ahwal dalam Tasawuf

20 Desember 2023   00:52 Diperbarui: 20 Desember 2023   01:14 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada pembahasan ini maqamat terbagi dua, Pertama maqamat secara umum dan kedua maqamat secara khusus. Maqamat secara umum bagaimana kedudukan hamba di hadapan Allah atau bagaimana posisi hambah kepada Allah.

kedudukan atau posisi tersebut adalah ada yang membelakangi ada yang menghadap. Posisi yang membelakangi adalah orang-orang kafir yang mengingkari Allah, orang-orang yang menyekutukan Allah (al-Musyrikun), dan orang-orang yang menyembunyikan kekufuran (munafikun) yang dibungkus dengan iman sedangkan yang menghadap itulah orang-orang yang beriman.

Posisi yang menghadap terbagi dua, ada yang menghadap dengan posisi dekat dan ada yang menghadap tetapi posisinya jauh. posisi kedua menghadap Allah ini adalah orang-orang yang beriman tetapi posisi yang mendekat ini adalah orang yang disebut al-amal shaleh dia shalat, berdzikir, berdoa, wirid.

Pada saat dia mendekat dia memperhatikan tiga hal, satu aqidahnya lurus, shahih, dan benar, kedua beribadah dengan menggunakan ilmu bagaimana rukun, syarat yang diatur dalam fikih diperhatikan. Lalu yang ketiga ketika beribadah memperhatikan aspek dalam diantaranya aspek tasawuf misalnya ketika shalat memperhatikan tentang bagaimana shalat itu tawajjuh menghadap kepada Allah, shalat itu munajat memohon curhat dan dialog kepada Allah, kemudian ketika shalat dia istislah kepada Allah, selanjutnya ketika shalat susana hatinya diikuti dengan keikhlasan serta khusyuk.

Khusyuk ditopang oleh tiga yang pertama oleh fisik yaitu gerakan, bacaan yang tertib. Kedua pikiran juga harus bersih dan jernih harus konsentrasi. Lalu yang ketiga khusyuk juga ditopang oleh perasaan merasa dekat dengan Allah, terhubung dengan Allah dan berdialog dengan Allah. Ketika seseorang melakukan shalat seperti yang dijelaskan di atas dia sedang melakukan maqam. Berusaha berjuang dan berproses lalu merasakan perasaan khusyuk yang terus diperagakan itu yang disebut al-Ahwal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun