PENDAHULUAN
   Indonesia merupakan negara yang didalamnya terdiri berbagai suku, dan ribuan pulau sehingga penyelenggaraan pendidikan multikultural menjadi tantangan yang besar, akan tetapi, dengan adanya pendidikan multikultural akan menjadikan kehidupan pendidikan di Indonesia semakin sejahtera dan adil. Pendidikan multikultural merupakan suatu gagasan maupun gerakan perubahan menjadi yang lebih baik didalam pendidikan, hal ini bertujuan sebagai pengubah struktur pendidikan sehingga didalam pembelajaran atau pendidikan terdapat kesetaraan antara laki-laki maupun perempuan, bukan hanya itu tetapi juga ras, etnis, bahasa, maupun para penyandang disabilitas yang berada di dunia pendidikan.Â
Untuk menjadikan program tersebut berjalan dengan baik, tentu perlu adanya kerjasama antar pendidik agar menciptakan lingkungan pendidikan yang nyaman untuk belajar bagi berbagai perbedaan.Pendidikan multikultural memungkinkan seluruh masyarakat dapat merasakan bangku pendidikan yang setara tanpa adanya pembeda dari kelas sosial, ras, etnis, warna kulit, bahasa, budaya maupun penyandang disabilitas.Â
Pendidikan multikultural sendiri memiliki kesetaraan dan keadilan pada pendidikan. Hal ini tentu dapat mengurangi resiko adanya diskriminasi maupun ketidakadilan didalam menempuh pendidikan di Indonesia.Pendidikan multikultural adalah pendekatan yang menekankan pemahaman, penghargaan, dan inklusi berbagai budaya dalam sistem pendidikan.
   Untuk mencapai tujuan ini, perlu adanya komitmen yang kuat dari pemerintah dalam mengintegrasikan pendidikan multikultural ke dalam kebijakan pendidikan nasional. Hal ini termasuk memastikan bahwa kurikulum nasional mencerminkan keragaman budaya Indonesia dan bahwa semua sekolah, baik di perkotaan maupun di pedesaan, memiliki akses yang sama terhadap sumber daya pendidikan. Selain itu, pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru harus menjadi prioritas untuk memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengajar dalam lingkungan yang beragam. Pendidikan multikultural juga harus didukung oleh masyarakat luas melalui partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang mempromosikan pemahaman antarbudaya. Dengan demikian, pendidikan multikultural dapat benar-benar menjadi penyetara pendidikan di Indonesia, menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan harmonis.
   Ketidaksetaraan sosial dalam sistem pendidikan merupakan masalah yang serius, di mana akses terhadap pendidikan berkualitas sering kali dipengaruhi oleh latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya siswa.Pendidikan multikultural menjadi pendekatan yang potensial untuk mengatasi ketidaksetaraan ini dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai keberagaman dan inklusi ke dalam kurikulum serta praktik pendidikan sehari-hari.Penerapan pendidikan multikultural di Indonesia memerlukan pendekatan yang sistematis dan berkelanjutan. Kurikulum harus dirancang ulang untuk mencerminkan keragaman budaya dan pengalaman siswa. Ini bisa diwujudkan dengan memasukkan materi yang mengajarkan sejarah dan kontribusi berbagai kelompok etnis di Indonesia. Selain itu, bahan ajar harus menghindari stereotip dan bias budaya, serta mendukung pengembangan identitas kultural yang positif bagi semua siswa. Namun, implementasi ini tidak lepas dari tantangan, seperti keterbatasan sumber daya dan resistensi dari berbagai pihak yang masih belum memahami pentingnya pendidikan multikultural.
PEMBAHASAN
Tujuan utama adanya pendidikan multikultural
   Tujuan utama pendidikan multikultural di Indonesia adalah untuk mengatasi ketimpangan dan diskriminasi dalam sistem pendidikan yang seringkali mencerminkan bias budaya dominan. Dalam konteks Indonesia, yang sangat beragam secara etnis, agama, dan budaya, pendidikan multikultural bertujuan untuk mendekonstruksi hierarki budaya yang ada dan memberikan platform yang setara bagi semua kelompok. Dengan memperkenalkan perspektif multikultural, pendidikan diharapkan dapat mengikis prasangka dan stereotip yang mengakar, serta mengurangi segregasi sosial yang terjadi baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Lebih dari sekadar menghargai keragaman, pendidikan multikultural menuntut peninjauan kritis terhadap kurikulum yang seringkali tidak inklusif, dan memperjuangkan representasi yang adil bagi semua kelompok. Selain itu, pendidikan multikultural berperan penting dalam membentuk siswa yang mampu menganalisis dan menantang struktur-struktur sosial yang tidak adil, serta mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Dengan demikian, tujuan pendidikan multikultural tidak hanya bersifat edukatif, tetapi juga politis, berupaya untuk membentuk masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan demokratis sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan sosial. Terlepas dari itu kemudian pendidikan multikultural bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi lintas budaya pada siswa, sehingga mereka dapat berinteraksi secara efektif dan harmonis dengan individu dari latar belakang budaya yang berbeda.Â
Kedua, pendidikan ini berusaha untuk mengembangkan empati dan penghargaan terhadap perbedaan, membantu siswa untuk tidak hanya memahami tetapi juga merasakan pengalaman dan perspektif dari berbagai kelompok etnis dan budaya.Ketiga, pendidikan multikultural bertujuan untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan globalisasi dengan membekali mereka pengetahuan dan sikap yang diperlukan untuk bersaing dan bekerja di lingkungan global yang beragam.Â
Keempat, melalui kurikulum yang inklusif dan representatif, pendidikan multikultural berupaya untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan identitas yang kuat pada siswa dari kelompok minoritas, yang seringkali terpinggirkan dalam sistem pendidikan konvensional.Kelima, pendidikan multikultural mendorong partisipasi aktif seluruh komunitas sekolah dalam proses pendidikan, termasuk orang tua dan masyarakat, sehingga menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif. Terakhir, pendidikan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis pada siswa, memungkinkan mereka untuk mengevaluasi dan menantang bias serta ketidakadilan yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, tujuan penunjang ini berkontribusi pada terciptanya lingkungan pendidikan yang lebih adil, inklusif, dan berdaya saing tinggi (Tilaar, 2004:23).