Mohon tunggu...
Silvinia Nurlaili
Silvinia Nurlaili Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendidik Generasi Alpha di Era Digital

17 November 2019   12:49 Diperbarui: 17 November 2019   12:51 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman sekarang ini teknologi yang tersedia semakin berkembang dengan pesat. Segala hal mudah sekali dengan teknologi, berbeda dengan tahun saat saya masih kecil yang mana pada tahun 2000 masih dikatakan zaman diaman teknologi masih berkembang tidak seperti sekarang segala hal, infornasi ataupun yang lain hanya dengan mengetik kata kuci kita bisa mengetahui banyak hal.

Sebelum lanjut pada pembaasan selan jutnya apakah pernah anda semua mendengar generasi z dan generasi alpha ?

Sering sekali bukan kita mendengar generasi z, untuk generasi alpha apakah sering di dengar ?

Gneras alpha yaitu dimana anak yang lahir pada tahun 2010  dimana teknologi sudah mulai canggih. Jika dilihat sekarang anak-anak pada zaman sekarang sudah pintar-pintar arena segala informasi bisa di dapatkan dengan mudah. Dalam proses pembelajaran pun sekarang lebih sering menggunakana teknologi yang mana dapat membantu dalam proses pembelajran sang anak.

Dan sebagai orangtua, kita memiliki peran yang mana mebantu anak dalam memperoleh informasi tersebut sesuai dengan usia dari anak jangan sampai anak mendapatkan informasi yang salah karena itu perlula orangtu memantau kegiatan digital anak dalam hal penggunaan dan informasi yang diperole anak. Sebagi orangtua kita juga perlu memberikan pengetahuan juga kepada anak tetntang apa saja yang bisa mereka aksse dan apa yang tidak boleh dikases oleh mereka. Seperti memberikan penjelasan mengapa ini tidak boleh mengapa ini boleh sehingga orangtua tidak hanya melaangnya tetapi juga memberikan penejelasan.

Pada tahun 2017, American Academy of Pediatric (AAP), menyatakan bahwasannya untuk anak yang berada di bawah 18 tahun tidak boleh dikenalkan dulu pada gadget. Dengan pernyataan ini bahwasannya banyak sekali kita temukan anak-anak yang masih bayi sudah dikenalkan orangtua dengan hp agar mereka dam yang mana berakibat pada anak kecanduan pada HP. Sebagai orangtua langkah baiknya jika membuat sebuah peraturan yang mana membatasi pemakaian pemakaian Hp.

Memang tidka bisa dihindari memang karena pada zaman ini memang teknologi sangat berperan besar dalam segala kehidupan manusia sehingga memang tidak bisa dioungkri bahwasannya kita tidak bisa 100% menghentika pemakaian teknolog. Teknologi disini tidak hanya handphoen , seperti televisi laprop yang mana teknologi ini emmuat informasi yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Jika ingin mendampingi anak dalam hal teknologi alangkah baiknya jika kita juga mempelajari teknologi sehingga kita bisa memantau, jangan mengarapkan mereka nanti bisa paham sendiri dengan teknologi karena ditakutkan jika mereka mempeljar sendiri yang ada mereka menangkap informasi yang salah.

Selain itu  juga berikan contoh pada anak jika memang kita melarang misalnya dalam sebuah keluarga pasti saaat makan dibiasakan untuk tidak memegang teknologi sehingga jika waktu makan maka makan maka berikan contoh kepada anak tentang sikap ini kita melarang anak utnuk tidak bermain hp saat makan teteapi dari orangtua tidak merubah perilaku oni sehingga menajdi contoh bagi anak.

Semua yang dilakukan orangtua yang dikatakan orangtua akan menjadi contoh anah karena orangtua menjadi role model yang mana akan selalu menjadi contoh bagi anak sehingga jika kita berperilaku baik maka anak juga akan mencontoh perilaku yang baik teteapi jika orangtua memberikan contoh yang buruk, maka anak akan mencontoh perilaku yang buruk, Rubahlah dari orangtua terlebuh dahulu baru anak juga akan mengikuti dari orangtua.

Adapun akibat jika kita tidak mengontrol teknologi yang diakses anak adalah adanya penyimpangan sosal. Seperti yang dilansir  oleh Indopos bahwasannya banyk sekali penyimpangan sosial yang didapat dari anak melalui jejeraing sosial. Adapun contoh dari penympangan tersebut yaitu yang mana banyak sekali kasus pemerkosaaan akibat dari oengenal video di jerjaring sosial. Hanya dengan pengenalan dari video saja bisa membuat penyumpangan sosial yang mana berakibat pada masa depan anak. Kita bias dengan melakukan diskusi terkait apa yang dilihat anak atau lebih tepatnya meneceritakana apa yang tadi dia lihat karena dengan cara ini kita bisa tahu apa saja yang mereka aksses dan anak bisa terhindar dari segala bentuk informasi yang menyimpang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun