Konsepsi, Model dan Kegiatan Pengembangan Pembelajaran
Â
Oleh:Â
Silvi Kholisoh Arrasyid/ Mahasiswa MPI/S1 UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Pendidikan diharapkan mampu membangun dan mengembangkan setiap potensi yang ada pada peserta didik dan sebagaimana dalam Undang-undang sistem pendidikan nasional sehingga peserta didik diharapkan mampu untuk menghadapi setiap problem yang dijumpainya. Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan mempelajari segala peristiwa yang terjadi di sekitarnya atau yang dialaminya sebagai suatu kesatuan yang utuh (holistik), mereka tidak melihat semua itu secara parsial. Sayangnya, ketika memasuki situasi belajar secara formal di bangku sekolah dasar, mereka disuguhi oleh berbagai ilmu atau mata pelajaran yang terpisah satu sama lain sehingga mereka terkadang mengalami kesulitan untuk memahami fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya (Hernawan & Resmini, 2005).
Pertama: Konsep pengembangan pembelajaran konsep pengembangan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu: Pengembangan pemebelajaran sebagai teknologi artinya suatu pembelajaran yang lebih terdorong dengan menggunakan teknik, metode dan pendekatan yang menegmbangkan pembelajaran. Pengembangan pemebelajaran sebagai suatu sistem artinya sebuah susunan dari sumber --sumber dan prosedur-prosedur pembelajaran. Pengembangan sebagai sains merupakan mengkreasi secara detail. Dan Pengembangan pembelajara sebagai teknologi adalah suatu perencanna ynag mendorong penggunaan teknik-teknik yang mengembangkan tingkahlaku kognitif.
Dengan mengacu kepada sudut pandang tersebut, maka pengembangan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum.
Kedua: Model perencangan dan pengembangan pembelajaran terpadu, Menurut Model Fogantry (1991) terdapat sepuluh Model pemgealan, Keterhubungan, Sarang, Urutan , Â Bagian , Jaring Laba-laba, Galur, Â Keterpaduan , Celupan , dan Jaringan. Model Jacobs (1989) mengungkapkan terdapat lima keterpaduan pertama, Disclipline Based adalah bentuk keterpaduan yang bertolak dari mata pelajaran tertentu. Kedua, Parallel, yaitu memadukan tema yang sama, ketiga, Multidisciplinary sejumlah bidang ilmu yang terpisah melalui tema, keempat Interdisciplinary, dan kelima ntegrate. Model Pembelajaran terpadu modifikasi Wolfinger, dalam T. Raka Joni (2013) mengungkapkan bahwa pembelajaran terpadu terjadi apabila peristiwa autentikatau eksplorasi topik (tema) menjadi pengendali dalam kegiatan pembelajaran.
Ketiga: Ciri Penggabungan aspek dalam model pembelajaran terpadu, pembelajaran terpadu ini sering digunakan untuk membantu siswa melihat keterkaitan antara berbagai konsep dan disiplin ilmu, sehingga pengetahuan menjadi lebih bermakna dan aplikatif. Berikut beberapa ciri pembelajaran terpadu menurut Hilda Karli dan Margaretha (Lukman Hakim): Kholistik merupakan suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran memahami suatu fenomena sekaligus isi, bermakna keterkaitan antara konsep-konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan aktif pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan diskoveri-inquiri. Peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak langsung dapat memotivasi anak untuk belajar.
Natizah: Pendidikan bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar mampu menghadapi berbagai tantangan. Sebelum masuk sekolah, anak memandang dunia secara utuh, namun di sekolah dasar, mereka belajar melalui mata pelajaran yang terpisah, sehingga sering kesulitan memahami fenomena sekitar (Hernawan & Resmini, 2005). Pengembangan pembelajaran bisa dilihat dari berbagai perspektif, yaitu sebagai teknologi, sistem, dan sains yang mendukung pengembangan perilaku kognitif. Model pembelajaran terpadu, seperti model Fogarty, Jacobs, dan Wolfinger, membantu menghubungkan berbagai disiplin ilmu. Pembelajaran ini holistik, bermakna, dan aktif, sehingga siswa dapat memahami keterkaitan konsep-konsep dan termotivasi belajar melalui pendekatan diskoveri-inquiri.
*) Tulisan ini, disarikan dari bahan Ajar Mata Kuliah Sekolah Isalm Terpadu Part 6. Dosen Prof. Dr. H. Ahmad Rusdiana, Drs., MM