Dalam upaya meningkatkan partisipasi politik dan pemahaman masyarakat terhadap pemilu yang berkualitas, program "Sekolah Pemilu" yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN MBKM Kelurahan Wonorejo, didampingi oleh narasumber dosen, I Gde Sandy Satria, serta dukungan aktif dari Karang Taruna Kelurahan Wonorejo, menjadi langkah strategis untuk mewujudkan pemilih yang cerdas dan berintegritas. Tulisan ini menguraikan pentingnya program ini dan dampaknya terhadap masyarakat.
Pertama, sosialisasi adalah kunci utama dalam upaya menciptakan pemilu yang jujur, adil, dan partisipatif. Melalui program ini, masyarakat diberikan pemahaman mendalam mengenai:
a)Hak dan kewajiban sebagai pemilih, termasuk pentingnya menggunakan hak suara.
b)Proses dan tahapan pemilu yang melibatkan masyarakat secara langsung.
c)Pelanggaran-pelanggaran dalam pemilu, seperti politik uang (money politics), kampanye hitam, atau manipulasi hasil suara.
Edukasi yang disampaikan secara interaktif oleh mahasiswa dan narasumber dosen ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama pemilih muda yang menjadi sasaran utama, agar dapat berperan aktif dalam pemilu dan menghindari praktik-praktik yang merusak demokrasi.
Kedua, program ini berperan penting dalam membangun sinergi antara mahasiswa KKN, Karang Taruna, dan lembaga lokal di Kelurahan Wonorejo. Sinergi ini memastikan bahwa edukasi tentang pemilu dilaksanakan secara berkelanjutan dan menyeluruh.
1.Peran Mahasiswa KKN MBKM: Sebagai fasilitator utama dalam penyampaian materi pemilu secara inovatif dan mendekatkan informasi kepada masyarakat.
2.Kontribusi Narasumber Dosen: Memberikan penjelasan mendalam tentang dasar hukum dan pentingnya partisipasi politik, serta menyampaikan pengalaman praktis untuk memperkuat pemahaman peserta.
3.Dukungan Karang Taruna: Menjadi penggerak komunitas untuk memastikan program ini menjangkau berbagai kelompok masyarakat, termasuk pemuda, perempuan, dan tokoh masyarakat.
Kolaborasi ini menciptakan suasana edukasi yang dinamis dan melibatkan semua pihak untuk memperkuat nilai-nilai demokrasi di tingkat lokal.
Selain itu, program "Sekolah Pemilu" ini memberikan perhatian khusus pada pencegahan potensi pelanggaran pemilu melalui edukasi langsung dan diskusi partisipatif. Beberapa poin yang ditekankan meliputi:
1.Bahaya politik uang yang merusak integritas demokrasi.
2.Cara melaporkan indikasi pelanggaran pemilu kepada pihak berwenang, seperti Bawaslu.
3.Pentingnya memilih berdasarkan visi, misi, dan rekam jejak kandidat, bukan berdasarkan keuntungan materi sesaat.
Peserta juga diajak untuk berperan sebagai pengawas pemilu aktif di lingkungan masing-masing, guna memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proses pemilu.
Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif dari masyarakat Kelurahan Wonorejo. Mahasiswa KKN dan Karang Taruna juga terus berkomitmen untuk melakukan evaluasi dan memperbaiki strategi program agar tetap relevan dengan dinamika politik dan sosial di era digital. Pemanfaatan teknologi informasi, seperti media sosial, menjadi salah satu langkah penting untuk menjangkau generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.
Secara keseluruhan, program "Sekolah Pemilu" oleh mahasiswa KKN MBKM Kelurahan Wonorejo bersama narasumber dosen I Gde Sandy Satria dan Karang Taruna merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan kesadaran demokrasi. Dengan pendekatan edukasi yang kolaboratif, program ini diharapkan mampu menciptakan pemilih yang cerdas, bertanggung jawab, dan aktif berpartisipasi dalam proses demokrasi. Komitmen bersama dari mahasiswa, masyarakat, dan lembaga lokal menjadi kunci utama untuk mewujudkan pemilu yang berkualitas di tingkat lokal maupun nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H