Mohon tunggu...
Silvie Astralita
Silvie Astralita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rokok Konvensional atau Rokok Elektrik, Mana yang Lebih Aman?

7 Juli 2023   11:57 Diperbarui: 7 Juli 2023   12:00 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.rspondokindah.co.id/id/news/rokok-elektrik-substitusi-rokok-yang-kontroversial

Rokok di Indonesia dapat dikatakan sebagai gaya hidup. Dewasa ini, rokok menjadi barang wajib bagi sebagian kaum adam. Konsumsi rokok pada saat ini bukan hanya menggapai kaum adam saja, namun kaum hawa pun tidak jarang mengkonsumsi rokok. Mengkonsumsi rokok menjadi kebiasaan yang sulit dihindari bagi para perokok. Komposisi didalam rokok seperti nikotin menjadi salah satu zat yang membuat para perokok tidak dapat lepas dari rokok.

Rokok dapat dikatakan sebagai zat adiktif karena dengan kandungan nikotin didalamnya, yang membuat siapapun yang mencoba rokok akan ketagihan. Para pabrikan rokok telah memberikan peringatan bagi para perokok didalam kemasan. Dalam kemasan rokok tertulis peringatan bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Bukan hanya peringatan secara tertulis, para produsen rokok juga mencantumkan gambar akibat dari bahaya rokok.

Rokok berbahaya bukan hanya bagi perokok aktif saja melainkan perokok pasif. Perokok pasif dapat diartikan sebagai seseorang yang tidak merokok, namun terpapardan menghirup asap rokok orang lain. Resiko perokok pasif ini sama bahayanya dengan perokok aktif. Perokok pasif tidak jarang akan mengalami penyakit yang sama seperti perokok aktif apabila terlalu sering menghirup terpapar dan menghirup asap rokok. Hal ini dikarenakan asap yang terhirup memiliki kandungan yang sama dengan yang dihirup perokok aktif.

Perkembangan teknologi juga mempengaruhi perkembangan dunia rokok. Saat ini terdapat rokok jenis baru yang mulai digemari oleh semua kalangan. Laki-laki, perempuan hingga anak-anak mulai beralih dari rokok konvensional ke rokok elektrik. Beralihnya dari rokok konvensional menjadi rokok elektrik didasari sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa rokok elektrik dapat mengurangi kencanduan rokok konvensional. Rokok elektrik ini bisanya disebut dengan vape. Cara kerja vape berbeda dengan rokok konvensional. Rokok konvensional cara kerjanya adalah lintingan kertas yang berisi tembakau dan bahan lainnya dibakar dan dihirup. Sedangkan pada vape cara kerjanya adalah memanaskan sebuah cairan yang ada didalam tabung kemudian menghasilkan sebuah uap dan para perokok menghisap uap tersebut.

Beralihnya dari rokok konvesional ke rokok elektrik tidak mengurangi dampak negatifnya. Walaupun vape dianggap lebih aman oleh sebagian orang karena tidak ada kandungan tembakaunya, namun vape juga memiliki resiko yang sama dengan rokok konvensional. Rokok elektrik juga dapat menyebabkan kanker dan serangan jantung. Bukan hanya kanker dan serangan jantung saja, namun vape juga dapat meningkatkan resiko asma bagi para perokoknya.

Sebagian orang terutama orang awam pasti akan bertanya-tanya apa perbedaan antara rokok konvensional dan rokok elektrik. Secara umum perbedaan rokok konvensional dan rokok elektrik pada bagian tembakau. Rokok konvensional berisikan tembakau, sedangkan rokok eletrik tidak mengandung tembakau. Namun perlu diketahui bahwa, tembakau menjadi tolak ukur suatu bahwa rokok konvensional lebih berbahaya bagi tubuh dibandingkan dengan rokok elektrik. Persepsi ini lah yang keliru dalam masyarakat karena segala penyakit yang diakibatkan oleh rokok bukan hanya diakibatkan karena tembakau saja.

Perbedaan lain antara rokok konvensional dan rokok elektrik terdapat pada bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan pada rokok konvensional terdiri dari Nikotin, Hidrogen Sianida, Formaldehida, Arsenik, Amonia, Bensol, Karbon Monoksida, Nitrosamni, dan Hidrokarbon Aromatik Polisklik. Rokok eletrik memiliki bahan seperti Nikotin , Propelin Glikol, Gliserin, Asetal Dehida dan Nitrosamin. Perbedaan selanjutnya , dimana rokok eletrik tidak memiliki kandungan tar atau resido tembakau. Karena rokok elektrik tidak mengandung residu tembakau, maka  ada perbedaan asap yang dihasilkan dimana, dalam rokok elektrik berbentuk uap yang berasal dari cairan (liquid) yang dipanaskan, sedangkan rokok konvensional asap yang dihasilkan dari sisa pembakaran tembakau.

Penggunaan rokok eletrik dianggap mampu mengurangi kecanduan pagi para pengguna rokok konvensional. Namun tidak jarang di beberapa  negara melarang penggunaan rokok elektrik karena dianggap berbahaya. Negara yang melarang salah penggunaan rokok elektrik adalah Australia. Pemerintah mengganggap bahwa segala bentuk nikotin dan rokok dianggap sebagai racun. Negara Arab Saudi juga melarang penggunaan rokok elektrik dengan alasan bahwa di dalam rokok elektronik  mengandung zat-zat kersogenik dan racun yang berbahaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun