ruang tamu kami. Aku tersenyum karena hafal sekali sosok itu.
Krieeek.... Terdengar suara daun pintu dibuka. Kepalaku memutar menuju sumber suara. Dalam remang, mataku menangkap sosok hitam masuk"Ah, Kak Danu bikin kaget saja!" kataku. Kututup pintu yang tadi dibuka kakak sulungku itu. Sementara ia langsung menjatuhkan diri di kursi ruang tamu kami tanpa cakap. Aku lalu bergegas membuatkan teh manis kesukaannya. Pendakian gunung bersama regu pencinta alamnya tentu menguras energi Kak Danu.
Bapak yang terbangun menghampiriku dengan masih terkantuk. Ia lantas terkejut ketika aku jelaskan sedang membuat teh untuk Kak Danu. "Tidak ada siapa-siapa di ruang tamu, Ren. Pencarian telah dihentikan. Ikhlaskan Danu dalam pendakian terakhirnya," ujar Bapak sambil memelukku erat. Lalu tangisku pecah dalam dekapannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H