Mohon tunggu...
Silvie Mariana
Silvie Mariana Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Penulis buku 30 Suplemen Menulis untuk Guru Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Tiga Paragraf: Lukisan Sawah

28 Desember 2023   13:36 Diperbarui: 28 Desember 2023   13:48 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerita "Lukisan Sawah" (Sumber: canva.com)

"Lima, enam. Ada enam, yeayy!"  Onit berteriak kegirangan karena berhasil menghitung jumlah petani dalam lukisan sawah yang terpajang di atas sofa ruang tamu. Dari teras rumah, nenek yang sedang menikmati sarapannya tersenyum.  Ia bangga atas kepintaran cucunya yang berusia empat tahun itu.

"Onit, coba hitung lagi! Bukan enam, tapi lebih!" Rafah berteriak memanggil adiknya yang asyik bermain sore itu.  Tak lama dua bocah itu berselisih paham meributkan jumlah petani di lukisan sawah.

"Hmmm, siapa yang seenaknya gambar petani di lukisan ini?" selidik Nenek sambil menunjuk gambar petani yang berbeda dari lainnya. Rafah tertunduk sambil menarik-narik daster Hana, ibunya. Sementara Hana  cemas sambil menggigit bibirnya. Pikirannya melayang, memikirkan  cara memperbaiki lukisan sawah antik milik nenek yang berharga jutaan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun