Mohon tunggu...
Silvi cahya Ningsih
Silvi cahya Ningsih Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Generasi Emas, Perkembangan Peserta Didik Sebagai Kunci Keberhasilan

26 Desember 2024   10:57 Diperbarui: 26 Desember 2024   11:21 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah kunci utama dalam membangun generasi emas. Tanpa pendidikan yang baik, cita-cita untuk mencetak generasi yang cerdas dan berdaya saing tinggi akan sulit tercapai. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa depan. Kualitas karakter merupakan salah satu aspek untuk membangun Generasi Emas 2045, disertai kemampuan dalam aspek literasi dasar dan kompetensi abad 21.Indonesia menuju usia emasnya pada tahun 2045. Seiring pertumbuhan usia bangsa, banyak pula tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia. Sehingga, perlu adanya adaptasi dan transformasi dalam menyiapkan manusia Indonesia menyambut Indonesia Emas 2045, salah satunya dengan kunci pendidikan. Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan setiap siswa itu sesuai bakat dan minatnya yang diinginkannya tanpa adanya paksaan dari peran serta guru atau  orang tua. 

Kemajuan suatu bangsa ditandai dengan majunya kesempatan memper-oleh pendidikan yang luas dan berkualitas bagi masyarakatnya. Pendidikan yang berkualitas dan dinikmati secara luas oleh setiap anggota masyarakat bangsa itu, termasuk anak usia dini merupakan usaha bangsa itu untuk memperoleh kualitas dirinya. Dengan kualitas diri yang diperoleh lewat pendidikan, (Tilaar, 1999:34) maka bangsa itu akan sanggup hidup secara tangguh dalam masyarakat dunia yang ditandai dengan kehidupan yang penuh dengan tantangan dan kompetisi secara ketat. Kehidupan yang kompetitif dan penuh tantangan itu memerlukan modal kemampuan manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia masa kini menjadi kunci utama untuk meraih masa depan (Kompas, 2006), ter-masuk program pengembangan anak usia dini (Kompas,2007), sebagai langkah awal penyiapan kualitas sumber daya manusia. Mereka yang berkualitas akan mampu memprediksi apa yang terjadi di depan, dan merealisasikan apa yang  menjadi kebutuhan di masa depan. Mereka pulalah yang kelak akan mampu memetik manfaat dan menikmati berbagai produk kehidupan paling maksimal.

Pendidikan karakter perlu diperkuat di tengah pesatnya arus informasi pada saat ini. Penguatan pendidikan karakter harus dimulai dari tingkat dasar. Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter adalah membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan. Selain itu juga untuk mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik. Tentunya dengan pelibatan masyarakat melalui pendidikan jalur formal, non formal, dan informal dengan memperhatikan keragaman budaya Indonesia."Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter adalah merevitalisasi potensi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga.Hal ini sangat relevan dengan Profil Pelajar Pancasila. Dengan menumbuhkan pendidikan karakter sejak dini pada anak-anak sebagai tunas Pancasila, bisa menjadi dorongan kuat untuk menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila. "Sehingga anak-anak Indonesia akan tumbuh menjadi generasi unggul dan berdaya saing global. Dengan adanya kolaborasi yang diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan sebaik-baiknya kepada semua peserta didik dalam membekali mereka dengan pengetahuan, karakter tangguh, berkepribadian dan berbudi pekerti luhur. Agar peserta didik mampu menjadi generasi emas masa depan yang berhasil menjawab tantangan zaman. Serta memajukan dan mengangkat harkat serta martabat individu mereka sendiri, keluarga, masyarakat dan daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun