Mohon tunggu...
Silvia Zulfa Setyaningrum
Silvia Zulfa Setyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi: olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Konflik Antar Suku di Indonesia dengan Nilai-Nilai Pancasila

18 Mei 2024   21:00 Diperbarui: 18 Mei 2024   21:02 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konflik adalah peristiwa umum antara individu dan kelompok. Konflik adalah bagian dari keberadaan manusia yang tidak pernah dikompromikan sepanjang sejarah dunia. Banyak orang telah melihat konflik dalam dua cara sejauh ini: pertama, sebagai sesuatu yang diperlukan normal dan tidak dapat dihindari. Kedua, konflik dianggap sebagai masalah yang perlu diselesaikan. Namun, gambaran konflik tidak menguntungkan dalam kasus ini. 

Sebagai contoh, konflik selalu dikaitkan dengan kesalahpahaman, komunikasi yang salah, ketidakpedulian, dan permusuhan. Indonesia terkenal dengan ikatan budaya, bahasa, dan agama yang kuat, yang dapat berfungsi sebagai keuntungan yang unik bagi rakyat Indonesia. Namun, ini tidak secara otomatis menyebabkan konflik antara kelompok-kelompok suku dan agama.

Adapun faktor sosial budaya sebagai pemicu konflik. Contohnya seperti kasus nyongkolan yang terjadi pada agustus 2014 di desa batukliang utara, Lombok Tengah. Kasus konflik tersebut harus membentuk tim-tim kajian untuk mengakaji persoalan yang terjadi. 

Pembentukan tim tersebut mengarah agar menemukan solusi  atas keinginan dua etnis yang berbeda yaitu etnis sasak dan samawa. Kedua etnis tersebut merupakan asli dan berpenduduk dalam jumlah besar yang ada dipulau sumbawa hendak memisahkan diri dari etnis sasak di pulau Lombok. Mereka ingin membentuk provinsi tersendiri yaitu provinsi sumbawa.

Selain itu juga sebagaian besar sesepuh etnis samawa ingin bergabung dengan etnis mbojo dalam membentuk provinsi bersama juga dapat menjadi tanda-tanda adanya potensi konflik.

Selanjutnya pembelajaran masyarakat untuk menyikapi konflik antar etnis tersebut melakukan suatu tindakan berupa edukasi yang memberikan pemahaman dan pencerahan kepada masyarakat agar memberikan kesadaran menuju ke arah yang lebih baik dan positif. ataupun yang dapat dijadikan sebagai Solusi dalam mengatasi konflik antar suku adalah gotong royong. Gotong royong mengajarkan pentingnya Kerjasama dan saling membantu antar sesama, tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau budaya. 

Masyarakat dapat membangun hubungan yang harmonis dan saling mendukung dalam menghadapi perbedaan dengan menerapkan nilai gotong royong.
Selain itu, nilai keadilan dalam Pancasila juga dapat menjadi pijakan dalam penyelesaian konflik antar suku. Keadilan menjamin perlakuan yang sama tanpa diskriminasi, sehingga segera perlakuan individu mendapatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun