Mohon tunggu...
Silvia Zahrotul Jannah
Silvia Zahrotul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro dengan minat besar dalam bidang menulis, terutama yang berkaitan dengan pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris. Saya aktif menulis artikel ilmiah dan esai yang mengangkat isu-isu pendidikan, khususnya tantangan dan strategi dalam pembelajaran bahasa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Selama Ramadhan: Momentum Menguatkan Nilai dan Prestasi

10 Januari 2025   10:29 Diperbarui: 10 Januari 2025   10:53 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wacana meliburkan kegiatan pendidikan selama sebulan penuh di bulan Ramadan kembali menjadi perbincangan di masyarakat. Meski Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan telah memastikan bahwa tidak ada rencana untuk menghentikan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi selama Ramadan, isu ini tetap menarik untuk didiskusikan lebih mendalam. Sebagai bulan suci yang penuh keberkahan, Ramadan adalah waktu istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah. Namun, bulan ini juga menawarkan peluang untuk menguatkan nilai-nilai moral dan memaksimalkan prestasi akademik jika dikelola dengan baik.

Pendidikan adalah proses yang tidak bisa berhenti, bahkan di bulan Ramadan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, ada periode di mana kegiatan akademik diliburkan selama bulan suci ini. Kebijakan tersebut dilandasi oleh niat untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih fokus pada ibadah. Namun, dalam konteks dunia modern yang dinamis, libur panjang tanpa kegiatan bermakna justru berpotensi menurunkan produktivitas dan semangat belajar. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih relevan adalah mengintegrasikan semangat Ramadan ke dalam sistem pendidikan, bukan dengan menghentikan aktivitasnya.

Ramadan sebenarnya memberikan peluang besar untuk memperkaya proses belajar. Dengan tetap menjaga jadwal kegiatan akademik, institusi pendidikan dapat menyisipkan nilai-nilai Ramadan ke dalam kurikulum. Misalnya, materi pembelajaran dapat disesuaikan dengan tema-tema yang relevan dengan nilai moral dan spiritual, seperti pentingnya disiplin, kerja keras, dan toleransi. Kegiatan seperti diskusi tematik Ramadan, seminar tentang etika dan moralitas, atau kajian lintas budaya bisa menjadi alternatif yang memperkaya pengalaman belajar peserta didik tanpa mengurangi esensi bulan suci ini.

Selain itu, Ramadan juga mengajarkan nilai-nilai universal yang sangat relevan dengan pendidikan. Puasa mengajarkan kedisiplinan, pengendalian diri, dan solidaritas sosial. Nilai-nilai ini sejalan dengan tujuan pendidikan, yaitu membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral dan empati terhadap sesama. Dengan memanfaatkan Ramadan sebagai momentum pendidikan karakter, institusi dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih holistik kepada peserta didik.

Namun, pelaksanaan kegiatan pendidikan selama Ramadan tentu memerlukan penyesuaian. Jadwal belajar, misalnya, bisa diatur lebih fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan fisik dan mental peserta didik yang berpuasa. Pembelajaran di pagi hari atau sore hari mungkin lebih efektif dibandingkan dengan sesi di tengah hari ketika energi peserta didik cenderung menurun. Selain itu, teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran daring, sehingga peserta didik memiliki fleksibilitas lebih dalam menjalankan aktivitas akademik.

Di sisi lain, penting untuk diingat bahwa lingkungan pendidikan di Indonesia sangat beragam. Perguruan tinggi dan sekolah tidak hanya dihuni oleh siswa dan mahasiswa Muslim, tetapi juga mereka yang berasal dari latar belakang agama dan budaya lain. Oleh karena itu, kebijakan apa pun yang diambil terkait Ramadan harus menghormati keberagaman ini. Pendidikan adalah ruang untuk membangun inklusi dan toleransi, dan kebijakan yang baik adalah kebijakan yang mampu mengakomodasi kebutuhan semua pihak tanpa mengorbankan prinsip keadilan.

Dalam hal ini, perguruan tinggi dan sekolah dapat berperan sebagai mediator yang memfasilitasi dialog antaragama dan budaya. Ramadan bisa menjadi momentum untuk memperkenalkan nilai-nilai Islam kepada mereka yang tidak merayakannya, sambil tetap memupuk rasa saling menghormati. Pendekatan seperti ini tidak hanya memperkaya wawasan peserta didik, tetapi juga memperkuat kohesi sosial di tengah keberagaman yang ada.

Kita juga tidak bisa mengabaikan bahwa Ramadan adalah waktu yang sangat produktif jika dimanfaatkan dengan benar. Sejarah mencatat bahwa banyak prestasi besar umat Islam terjadi di bulan Ramadan. Semangat ini bisa diterjemahkan ke dalam konteks pendidikan modern dengan menanamkan motivasi kepada peserta didik untuk terus belajar dan berkontribusi, bahkan di tengah tantangan seperti puasa. Dengan bimbingan yang tepat, peserta didik dapat belajar bahwa pengorbanan yang dilakukan selama Ramadan tidak menjadi penghalang, tetapi justru menjadi pendorong untuk meraih tujuan yang lebih besar.

Selain itu, pendidikan selama Ramadan juga bisa menjadi sarana untuk memperkuat hubungan antara institusi pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Misalnya, program-program seperti buka puasa bersama, kegiatan amal, atau pengajian dapat melibatkan berbagai pihak, menciptakan suasana kebersamaan yang mempererat hubungan antarindividu. Ini adalah bentuk pendidikan nonformal yang tidak kalah pentingnya dalam membentuk karakter peserta didik.

Penting untuk diingat bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang seimbang secara intelektual, emosional, dan spiritual. Ramadan adalah waktu yang ideal untuk mencapai keseimbangan ini. Dengan memanfaatkan nilai-nilai Ramadan, institusi pendidikan dapat menciptakan pengalaman belajar yang tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter. Pendidikan yang berjalan dengan baik selama Ramadan akan menghasilkan individu yang lebih tangguh, berintegritas, dan mampu berkontribusi secara positif di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun