Salah satu hal yang paling mengkhawatirkan bagi para orangtua di era pembelajaran daring ini adalah sangat menurunnya minat belajar anak. Tak perlu melakukan penelitian yang rumit-rumit untuk tahu hal ini.
Cukup dengan membandingkan berapa waktu yang dihabiskan oleh anak Anda untuk membaca dan berapa waktu yang dihabiskan untuk bermain game ataupun menonton YouTube.
Jadi, bagaimana caranya agar kita bisa mengembalikan minat belajar anak-anak? Salah satu caranya adalah lewat permainan.
Kenapa permainan? Karena sejak dulu anak-anak memang paling sulit untuk disuruh belajar. Tapi kalau bermain, tanpa disuruh pun mereka akan dengan sukarela untuk melakukannya.
Ini sesuai dengan prinsip pembelajaran yang ada di TK, yaitu “Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar”. Bagaimanapun, usia dini atau pra sekolah adalah masa-masa terefektif untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak.
Untuk itulah saya mencoba membuat dua permainan yang sangat cocok dengan prinsip belajar sambil bermain tersebut. Nama permainan tersebut adalah permainan Ular Tangga Edukatif dan Circle X.
Ok, saya akan jabarkan satu-satu, ya. Yang pertama adalah permainan Ular Tangga Edukatif. Tujuan dari permainan ini yaitu mengembangkan minat belajar siswa terkait aspek perkembangan kognitif.
Anak juga akan belajar tentang penjumlahan di mana biasanya anak akan susah jika di suruh belajar berhitung, tetapi dengan melalui permainan ular tangga ini, anak akan merasa nyaman melakukannya.
Dari permainan ini tidak hanya aspek kognitif saja yang bisa dikembangkan namun ada pula aspek-aspek perkembangan lainnya yang juga bisa dikembangkan, seperti aspek perkembangan fisik motorik, bahasa, kognitif, dan sosial emosional.
Perkembangan fisik motorik dalam permainan ini bisa didapatkan ketika anak melompat dengan 1 kaki. Perkembangan bahasa, ini misalnya didapat saat anak menyusun kata ular sesuai yang ada pada gambar.
Perkembangan kognitif didapatkan oleh anak ketika menghitung penjumlahan sederhana dengan menggunakan kartu penjumlahan dan penjepit jemuran, juga ketika belajar urutan angka 1 hingga 20. Belajar penjumlahan, juga dilakukan oleh anak saat menghitung jumlah mata dadu yang muncul.