Mohon tunggu...
Silvia Yuadmiras
Silvia Yuadmiras Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Learning how to Learn

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Petaniku Jangan Menangis

24 Desember 2020   10:55 Diperbarui: 28 Desember 2020   11:25 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika aku melihat tanah airku Indonesia

Aku melihat wajah petani di pedesaan

Petani yang setiap paginya selalu memegang cangkul

Petani yang mengubah tanah kering menjadi lumpur

Aku mahasiswa

Aku malu kepada petani Negeriku

Aku tak sanggup melihat para petani berkeringat padi

Aku mahasiswa

Aku tak mau lagi disanjung

Selama ini aku hidup di atas kesedihan mereka

Tuan, kami para petani adalah budakmu

Jangan lagi kau membodohi kami

Kami yang memberikan butir-butiran padi kepadamu

Kami akan mati

Mati dalam penipuanmu 

Cukup penderitaan yang berkepanjangan ini

Aku mahasiswa 

Aku akan memajukan bumi agrarisku

Ia tenanglah!

Aku tak akan membiarkan petaniku bersedih

Aku tak akan menangis meminta kemerdekaan 

Kami akan memperoleh kemerdekaan sendiri


Aku tak hanya mahasiswa berdasi

Aku putra-putri seorang petani

Aku akan mati untuk petani

Aku pantangkan tekad luntur dancangkul menumpul untuk petaniku  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun