Setiap orang pasti punya impian. Termasuk saya. Akan tetapi, tidak semua impian dapat tercapai. Adakalanya sesuatu yang kita inginkan tidak kita dapatkan, tetapi tanpa kita sadari kita telah mendapatkan sesuatu yang sebenarnya kita butuhkan. Saya hanyalah orang biasa yang penuh dengan impian. Saya sangat tertarik dengan dunia kepenulisan dan karang mengarang sejak menjadi siswa kelas 1 SMA Negeri 1 Pati. Saat penjurusan, Alhamdulillah saya diterima di jurusan IPA yang menjadi impian bagi orangtua pada umumnya, tetapi bagi saya tidak. Saya lebih memilih jurusan BAHASA. Itu karena rasa cinta dan minat saya yang besar pada sastra dan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Pilihan itu ditentang oleh ayah saya. Akan tetapi, lambat laun beliau mengerti. Impian saya serasa nyata. Saya bisa bergeliat dengan sastra, apalagi ketika kelas II saya bertemu dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang sangat asyik dan memotivasi saya untuk terus menulis. Saya banyak belajar puisi dari Pak Harianto, sedangkan Pak Bambang mengajarkan cerpen.
Sedikit demi sedikit saya berusaha mewujudkan impian saya. Mulai dari mengisi Mading Sekolah, mengisi berita di website Sekolah karena saya diberi amanah dalam Mading Bahasa Indonesia di OSIS 2006-2007. Selain itu, saya juga mengisi beberapa rubrik di Buletin Rohis di SMA 1 Pati. Akan tetapi, semua impian itu seperti sirna di telan bumi ketika dimulainya pendaftaran di perguruan tinggi. Berdasarkan pemikiran orangtua, saya diminta kuliah di UNNES, jurusan PGSD. Awalnya merasa berat hati. Lambat laun saya mencoba mengikhlaskan hati. Saya pun mulai memantapkan hati semenjak hari pertama mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Unnes (SPMU). Alhamdulillah saya diterima setelah melewati tes tertulis dan wawancara. Tak kuduga sebelumnya.
Perlahan saya mulai membangun impian saya lagi. Menulis tentunya. Apa saja yang bisa saya tulis, saya akan menulis, walaupun harus belajar dari awal, tak masalah. Yang penting semangat. Selalu ada kekuatan dalam menulis. Menulis untuk menggapai impian. Terlebih, sekarang guru dituntut untuk bisa menulis. Saya menjadi lebih termotivasi karena itu. It’s NOW or NEVER. Sudah saatnya kita melakukan perubahan pada diri kita. Kalau tidak sekarang, mau kapan lagi. Mari kita bangun negeri ini dengan berawal dari impian. Bermimpilah. Lalu, wujudkan mimpinya menjadi kenyataan. Salam dahsyat untuk kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H