Pada suatu hari seorang raja pasai yang bernama raja Ahmad dan raja muhammad, mereka berdua memiliki ambisi untuk membangun negeri di Samarlanga. Maka ketika itu raja Muhammad pergi dengan rakyatnya ke hutan untuk mencari tempat yang strategis untuk berdirinya kerajaan. Di tengah hutan ada banyak tumbuhan bambu Betung yang amat tebalnya. Maka di tebas oleh segala rakyat namun Betung itu tiada habisnya di tebas, Betung itu habis-habis tumbuh pula.
Lalu Raja Kendiri datang menebas Betung itu maka habislah Betung itu. Namun Raja Muhammad melihat di dalam Betung itu terdapat rebung yang amat besarnya seperti badan manusia, maka Betung itu di parang oleh Raja Muhammad dilihatnyalah seorang bayi perempuan yang amat cantik parasnya, dibuanglah gedubangnya lalu segera diambil bayi perempuan itu dan dibawa pulang ke rumahnya. Teramat senanglah istri Raja Muhammad melihat bayi itu maka dinamakannyalah Putri Betung.
Cerita ini berasal dari sebuah Hikayat yang sangat melegenda yaitu Hikayat Raja-raja Pasai. Di dalam hikayat tersebut menceritakan anak Raja Muhammad yang didapatinya pada saat membuka lahan dengan menebang betung-betung yang ada di daerah tersebut dan melihat seorang bayi lalu dinamakan-Nya lah Puteri Betung.
Secara tidak langsung di awal cerita Hikayat ini mengisahkan keturunan Raja-raja Pasai. Puteri Betung disinyalir sebagai ibu dari Merah Silau hasil hubungannya dengan Merah gajah anak Raja Ahmad yang asal usulnya masih dipertanyakan sama seperti Puteri Betung. Merah Silau sendiri raja pertama dari Kerajaan Pasai yang memeluk agama Islam. Kerajaan ini berdiri tahun 1285 M.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H