Mohon tunggu...
Silvia Ratna Juwita
Silvia Ratna Juwita Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

a girl, a student, a teacher, a good friend :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Double Red Maroon (Silvi and Anggun) at Kubah Emas

22 Februari 2011   09:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:23 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liburan sudah mau masuk ke minggu ketiga. Cukup bosan dengan rutinitas yang lebih banyak dihabiskan di rumah saja. Meskipun selama liburan ini aku memang lebih suka di rumah daripada menghabiskan waktu di luar. Apalagi sekarang ini aku lagi senang menghabiskan waktu dengan tawa bersama Mama, karena selama aku kuliah waktuku terpotong banyak di kampus dan ngajar sepulang kuliah, kalau tiba di rumah pun rasanya badan sudah capek jadi aku sering memutuskan langsung tidur. Menunggu mataku terlelap memang cukup lama, kadang kuhabiskan dengan online di hape sampai hapeku error. Hahahahahaha……..

Walaupun begitu tetap aku merasakan ingin mendapat sedikit refreshing pada waktu liburan semester kali ini.

Tepatnya siang dua hari yang lalu, tanggal 20 Februari, aku ingat dengan sahabatku Anggun Citra Dini Dwi Puspitasari --panjang memang namanya-- yang biasa kupanggilnya Anggun. Rasanya aku ingin jalan-jalan bersama sahabatku itu. Tak lama kemudian, malamnya Anggun mengirimkan wall di Facebook ku.

"Silvi,,sehat???? Silvi kita ke seven eleven lg yuk!!! numpang minum slurpee di sana...heeee"

Langsung saja tanpa pikir panjang aku langsung komen, dan mengajaknya jalan-jalan. Tadinya aku bingung mau mengajaknya kemana, tapi tiba-tiba terlintas ingin sekali pergi ke Masjid Kubah Emas, yang masih satu daerah dengan tempat tinggalku Depok, tapi tepatnya di Limo, Cinere - Depok.

Akhirnya kami menyepakati untuk berangkat ke Kubah Emas esok harinya. Anggun mengatakan akan berangkat sekitar pukul 9-10 pagi dan kita ketemuan di perempatan lampu merah Gunadarma.

Keesokan harinya, aku bangun pagi, menjalankan rutinitas seperti biasanya, nyapu, nyuci piring, bersihin kandang hamsterku. Saat aku membersihkan kandang hamster, aku terkejut karena hamsterku berkurang satu, Sally namanya, tersontak aku dan teriak "Mamaaaa... Sally ga ada, ilang, kabur kayanya..", moodku hari itu rasanya langsung jelek, hampir saja kuputuskan untuk gagal jalan-jalannya. Aku mencarinya keliling rumah, dari kamar Mama, ruang tamu, ruang makan, kamar mandi, ruang di bawah tangga, taman belakang, ruang kerja, dapur bersih bahkan sampai garasi dan dapur kotor yang letaknya ada di luar rumahku. Tetap saja tak tampak batang hidungnya. Sedih sekali rasanya harus membayangkan Sally tak ada. Yang aku sedihkan aku berpikiran bagaimana dia makannya, minumnya kalau berada di luar kandang.

Tapi keputusan untuk meng-cancel acaraku hari ini sama Anggun adalah hal yang ga etis. Janji tetap janji. Aku terus belajar, supaya sebisa mungkin aku menepati janji.

Sekitar pukul delapan pagi, Anggun menghubungiku, dia mengabarkan kalau dia berangkat sekitar pukul 10, aku pun mengiyakan. Selesai beres-beres, aku memutuskan tidur kembali sekitar satu jam.

Satu jam aku terlelap, tubuhku rasanya masih ingin menempel di tempat tidur. Tiba-tiba hapeku berbunyi, ada sms dari Anggun, dia mengabarkan kalau dia sudah naik angkot 112. Aku tersontak bangun dan bergegas mandi. Entah sepertinya jalanan jalur 112 Jalan Raya Bogor dan Akses UI sepertinya lengang, selesai mandi, Anggun sudah sampai di Pasar Pal dekat rumahku. Aku meminta Anggun untuk naik ojek dari perempatan Gunadarma ke rumahku. Saat aku memakai bedak, Anggun sudah tiba di depan rumahku --dia hebat juga tahu rumahku, karena sebelumnya dia belum pernah ke rumah, ternyata dia mengenali rumahku dari foto yang ada di hape--. Kami berdua tidak janjian, untuk pakai baju apa, ternyata kami berdua sama-sama menggunakan baju berwarna merah maroon.

Anggun menungguku siap-siap, lalu kami sarapan. Selesai sarapan, kami memutuskan untuk berangkat setelah adzan dzuhur. Berhubung kami berdua perempuan, mengisi waktu kosong yang baik adalah berfoto ria alias narsis di kamarku. Hhahaha..

Adzan dzuhur tiba, kami bergegas untuk berangkat, kami berdua juga tidak janjian untuk sama-sama mendapati tamu bulanan. Hhohoho…

Saat menuruni tangga dari kamarku, aku masih berkemas-kemas dengan tas warna puti, Anggun yang sedang asik melihat taman belakang rumah, sepertinya melihat ikan-ikan di kolam, masuk dan memberitahuku sambil menunjuk ke arah kamar mandi dekat kamar Mamaku, dia bilang “Sil, itu satu lagi hamsternya…”. Ouh Sally, akhirnya kamu ketemu juga.

Mood-ku kembali membaik dan langsung berangkat!!

Sebelum tiba di Masjid Kubah Emas, kami mampir dulu ke Alfamart membeli batu baterai untuk kamera digital *bener-bener niat mau foto, hhahaha*. Setiba di Masjid aku mengganti sendal jepit dengan sepatu high heels, huahaha, suka lucu ingetnya, terlalu niat sepertinya untuk narsis. Biarlah sekali-kali ini. Hhihihihihii…

1298367176211617924
1298367176211617924

Baru jalan beberapa langkah kami pun sudah ambil beberapa foto diri. Baru saja beberapa foto, langit sudah bocor, hujan tak tertahan kami pun berlari, mana pintu masuk khusus wanitanya berada di bagian belakang. Dengan high heels aku berlari sekencang mungkin, jari kelingkingku pun lecet, *periiih*.

Kami menitipkan sandal dan sepatu kami, lalu bergegas ke depan masjid. Kami duduk di tiang-tiang, bersembunyi dari balik arah angin yang menghembuskan hujan ke arah kami. Dalam kondisi begitu pun jiwa narsis kami tidak punah, masih saja bergejolak semangat '45, sekitar 27 foto, hujan pun reda. Kami berkeliling Masjid sambil foto-foto, entah sudah berapa banyak foto di camdig saya.

Kami masuk ke dalam Masjid hanya untuk melihat bentuk di dalamnya. Ini kali ketiga aku ke dalam masjid, tapi aku masih merasa takjub dengan kemegahan Masjid ini. Masjid yang megah dengan lampu hias yang menggantung indah, di mana atap bangunan ini bargambar langit. Kesan kokoh pun tidak terlewatkan. Subhanallah, rumah Allah yang indah. ^_^

Setelah selesai meluapkan kekaguman kami, kami keluar bangunan Masjid. Session foto pun dilanjutkan, sampai memori camdig saya habis, dilanjutkan dengan hape kami berdua.

Kenyamanan kami berdua terganggu ketika berfoto. Ada Mas-mas tukang foto keliling yang menggoda centil dengan gaya alay-nya --maaf kami tidak bisa menghargai anda, karena anda pun tidak menunjukkan sikap untuk dihargai--. Kami pun pergi ke arah samping kanan masjid. Di sana banyak orang-orang yang melakukan hal yang sama dengan kami, berfoto-foto. Bangunan masjid memang sangat indah arsitekturnya. Tak pernah bosan melihatnya. Rumah pemilik masjid pun tak kalah megah, rumahnya sangat besar.

Setelah puas berfoto-foto kami memutuskan untuk makan bakso, tapi hujan belum mengizinkan kami pulang. Kami pun berteduh sambil melihat-lihat hasil foto kami.

Hujan reda, kami pun bergegas dan makan bakso. Lalu kami pun pulang ke rumah masing-masing.

Refreshing singkat namun menyenangkan. ^_^

12983668951877916698
12983668951877916698

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun