19 Desember 2022, Gusti A. Silvia Puspita D, Surabaya
Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) oleh mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di RW 01 Menur Pumpungan, yang terletak di Kecamatan Sukolilo, kota Surabaya, didampingi oleh dosen pembimbing lapangan Bu Irda Agustin Kustiwi, S.A., M.A. Kegiatan yang dilakukan salah satunya merupakan realisasi program kerja di bidang kesehatan yakni "Sosialisasi Peningkatan Gizi dan Pencegahan Stunting Pada Anak di Wilayah RW 01 Kelurahan Menur Pumpungan, Surabaya".
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dihadiri sekitar 15 perserta dari warga setempat yang merupakan ibu-ibu berserta balitanya. para peserta sangat antusias dalam menyimak materi yang disampaikan dan terbukti sekitar 15% peserta yang bertanya dan ingin mengetahui lebih lanjut mengenai gizi anak. Â Sekitar 40% para ibu yang berada diwilayah Menur pumpungan RW 01 belum mengenali akan pentingnya mengetahui dampak kekurangan gizi dan stunting yang terjadi pada anak mereka. Beberapa ibu di RW 01 Menur Pumpungan juga sangat khawatir akan hal tersebut dikarenakan para ibu merasa anak mereka tidak memiliki nafsu makan yang tinggi. Oleh karena itu, mereka merasa bahwa anak mereka kurang memiliki gizi yang cukup untuk seorang balita.Â
Memberikan susu formula sangat membantu untuk meningkatkan gizi anak. Perubahan pola makan anak biasanya akan disarankan secara bertahap meningkatkan asupan kalori, protein, karbohidrat, cairan, vitamin, dan mineral. Cara mencegah kurang gizi pada anak yang paling utama adala memberikan makanan dengan gizi seimbang. Adapun makanan bergizi seimbang ini terdiri dari empat kelompok makanan utama, yaitu: Buah-buahan dan sayuran, setidaknya berikan anak 5 porsi per hari. Makanan sumber karbohidrat, yaitu nasi, kentang, roti, pasta, dan sereal. Makanan sumber protein, yaitu daging, telur, ayam, ikan, kacang-kacangan dan produknya. Susu dan produk susu, seperti keju dan yogurt.
Salah satu faktor yang berpengaruh pada kejadian stunting adalah makanan pengganti asi (MP-ASI) yang kurang tepat dan sehat. Pola makan ibu dapat berkontribusi dalam meningkatkan angka kejadian stunring. Ibu memiliki tanggung jawab utama untuk memilih, menyiapkan, dan menyajikan makanan bergizi untuk anak-anak mereka. Pemberdayaan masyarakat ini dilakukan sebagai upaya penyelesaian masalah gizi anak stunting. Penanganan stunting merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional yang tercantum dalam RPJMN 2020-2024 dengan target penurunan angka stunting sebesar 11,8% pada tahun 2024 (Bappenas, 2019). Fokus utama dalam penanganan stunting oleh Kementerian Kesehatan RI adalah memberikan intervensi gizi spesifik yang diberikan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Gerakan 1000 HPK ini merupakan waktu yang tepat untuk pengendalian/penanganan stunting, karena pada waktu ini merupakan periode kritis dalam pertumbuhan dan pengembangan otak (Kraemer et.al, 2018).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI