Mohon tunggu...
Silvia Nurmagfiroh
Silvia Nurmagfiroh Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Pelita Harapan

Saya Silvia Nurmagfiroh sebagai Mahasiswi tingkat S1 Farmasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Nilai Etika Menurut "Schindler's List"

29 Juni 2022   10:00 Diperbarui: 29 Juni 2022   10:06 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tindakan Oskar yang mempekerjakan orang Yahudi dalam pabriknya merupakan sebuah keputusan moral, dimana dia memikirkan kesejahteraan social ataupun kegunaan yang mencakup sebanyak -- banyaknya orang. Keputusan moral ini merujuk pada perkembangan moral Kohlberg bagian pasca-konvensional tahap 6 yakni "The Universal - Ethical - Principle Orientation". Tingkat pasca-konvensional menilai moralitas berdasarkan nilai dan prinsip yang dipandang benar dan valid oleh dirinya sendiri (otonomi). Pada film ini, Oskar melakukan semua hal yang menurut dirinya benar (otonomi). Mengacu pada tahap 6 yakni "The Universal - Ethical - Principle Orientation", Oskar bukan saja hanya mengikuti prinsip dan hari nurani dirinya sendiri, melainkan mengikuti prinsip moral yang berlaku universal juga. 

Prinsip moral universal berarti kita melakukan sesuatu tanpa memandang ras, budaya, agama, kebangsaan, seks,  ataupun faktor pembeda lainnya. Di sini, Oskar tidak membeda-bedakan antara pihak Nazi dengan kaum Yahudi, dimana keduanya merupakan manusia yang berharga.

Oskar memiliki dukungan yang diperoleh dari berbagai pihak seperti Kepala Polisi dan Perwira SS Krakow, serta seorang fungsionaris di Judenrat yang memiliki keterlibatan dengan komunitas bisnis bawah tanah Yahudi-Polandia sehingga pabrik yang didirikan oleh Oskar berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang memuaskan bagi para penguasa Nazi. Kerabat Oskar yang juga membantunya dalam mendirikan pabrik, Itzhak membantu teman-teman Yahudi dari tempat tinggal yang berlokasi di Krakow untuk menyelamatkannya melalui pemanfaatan operasi pabrik sebagai sarana. Oskar mengetahui hal ini dan membiarkannya untuk tetap membantunya, walaupun Oskar merupakan seorang anggota partai Nazi dan orang Jerman yang bukan berada di pihak Yahudi.

Etika normative yang dipersoalkan dalam film ini yaitu pembantaian terhadap hampir seluruh kaum Yahudi di Eropa oleh Jerman. Menurut norma agama, membunuh seseorang itu adalah perilaku atau perbuatan yang salah, sehingga pembantaian terhadap kaum Yahudi itu sudah pasti dapat dikatakan sebuah perbuatan yang salah menurut etika normatif. Oskar melakukan suatu cara dengan mempekerjakan kaum Yahudi pada pabriknya agar kaum Yahudi tidak terkena pembantaian oleh Jerman yang tentunya hal tersebut telah membebaskan kaum Yahudi dari hal -- hal buruk yang terjadi.

Tindakan Oskar juga dapat dikaitkan dengan etika Deontologis, loh. Apa itu etika Deontologis?

Etika deontologis adalah tindakan yang dilakukan atas dasar kewajiban individu, baik kepada tuhan, diri sendiri dan orang sekitar. Etika deontologis berdasarkan tindakan Oskar yaitu termasuk ke dalam salah satu teori deontologis yakni kewajiban kepada orang lain, seperti kewajiban dalam memperlakukan setiap orang secara setara dan mendukung kebaikan mereka. Karena Oskar melakukan penyogokan kepada Nazi untuk memperkerjakan Yahudi di pabriknya agar terselamatkan dari pembantaian. Dalam hal ini, Oskar menyogok tentara Nazi dengan tujuan untuk memberikan kebebasan dan sedikit kesejahteraan bagi orang Yahudi agar tidak terus-menerus mengalami kekerasan dan pembunuhan sehingga perbuatan menyogoknya dapat dibenarkan karena memiliki hasil yang baik. 

Oskar seorang manusia yang merupakan makhluk sosial serta membuntuhkan pertolongan satu sama lain, dengan demikian hal ini merupakan kewajiban Oskar sebagai manusia untuk menolong sesama dan tidak membedakan satu dengan yang lainnya atau secara manusiawi. Oskar sudah mampu menunjukkan kewajibannya dan menjadi role model sesungguhnya dalam penerapan etika deontologis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun