Mohon tunggu...
Silvia Nur chairina
Silvia Nur chairina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

communication student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengelolaan Sampah di Johor, Salah Satu Tempat Padat Penduduk di Medan

27 Maret 2021   14:47 Diperbarui: 27 Maret 2021   14:54 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

  

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, mendaur ulang dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang di hasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, estetika. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam (resources recovery).  Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat. 

Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan dan antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. 

"Kalo soal pengelolaan sampah si, aku kurang tau" tutur Dhea, pelajar umur 16tahun yang merupakan seorang penduduk di daerah Johor kota Medan, Sumatera Utara. Ia sendiri belum memiliki ide khusus untuk mengelola sampah yang ada. Memang benar keadaan di Medan sendiri jauh dari kata bersih. Apalagi di daerah Johor yang merupakan tempat padat penduduk. Bahkan untuk membuang sampah pun masih banyak masyarakat yang membuang ke sungai akibat minimnya tempat pembuangan sampah umum. 

Hiruk pikuknya kegiatan mulai dari bekerja, berjualan sudah pasti menghasilkan sampah. Apalagi, penggunaan plastik yang sangat sering bahkan tak pernah punah dikehidupan manusia saat ini. Menimbulkan tumpukan sampah yang entah harus dikelola bagaimana. Sedikit orang kreatif yang mampu mengelola sampah menjadi kerajinan. Tentu banyak juga yang kehilangan selera membeli kerajinan dari sampah sehingga mengelola sampah kembali pun dinilai salah. 

Tak hanya pengelolaan sampah yang kurang efektif namun pembuangannya pun jauh lebih beresiko. pengakuan menurut salah satu narasumber bernama Farhan, ia masih sering membuang sampah sembarangan meski ia tahu, itu salah. "yah, saya akui saya masih sering membuang sampah sembarangan." 

Pengangkutan sampah yang mewajibkan membayar 50 ribu rupiah perbulan pun tidak efektif   karena sampah sampah tersebut tidak diolah dan akhirnya dibuang di kanal atau parit besar di sekitar lingkungan. Pemerintah pun tidak tegas dalam mengurus kebersihan salah satu dari lima kota besar ini. 

Sedikit dari masyarakat yang sadar akan lingkungan dengan menggunakan totebag dan stainless straw pun belum cukup membantu karena mereka adalah kaum minoritas yang kalah dengan kaum mayoritas pengguna plastik dan para pembuang sampah sembarangan. Sadarkah pemerintah akan hal ini? Tentu sadar. Namun apakah mereka turun tangan? Sudah pasti, tetapi tidak membantu karena kurang maksimal. 

Pemerintah seakan menganggap sepele dengan sampah yang kelak akan menjadi musibah bagi masyarakat. Pemerintah seharusnya bisa lebih mampu memberi sanksi yang sangat tegas agar bisa menyelesaikan masalah sampah yang sulit diatasi. Pengolahan sampah plastik agar bisa didaur ulang bisa sangat membantu mengurangi sampah. 

Pemerintah seakan menganggap sepele dengan sampah yang kelak akan menjadi musibah bagi masyarakat. Pemerintah seharusnya bisa lebih mampu memberi sanksi yang sangat tegas agar bisa menyelesaikan masalah sampah yang sulit diatasi. Pengolahan sampah plastik agar bisa didaur ulang bisa sangat membantu mengurangi sampah. 

Masyarakat juga harus bisa pandai menggunakan sampah yang bisa didaur ulang dan di olah menjadi hal yang lebih bermanfaat. Kemalasan masyarakat yang lebih memilih kantong plastik daripada totebag pun sebenarnya bisa digunakan lagi dengan diolah dan didaur menjadi sesuatu yang bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun