Akhirnya dagelan ala Indonesia muncul lagi. Kali ini pemain sudah mulai panas. Rupanya hawa penonton mulai menyeruak ke dalam lapangan. Pertama kali berbicara dengan wasit, salah satu playmaker mengaku bahwa dia jatuh karena diganjal. Pemain lawan jelas melancarkan protes. Wasit berusaha mendengarkan mereka satu per satu. Wasit tetap berprinsip: sebelum lengkap semua informasi, maka belum diambil putusan. Jika perlu konsultasi dengan hakim garis pun akan dilakukan.
Rupanya, sikap wasit tidak hanya membuat panas para pemain bertahan dan pemain lawan. Official pun tidak sabar menunggu putusan wasit. Karena lingkup yang hanya terbatas pada garis official, para pelatih tidak dapat ikut campur ke tengah lapangan. Tidak kurang akal, pelatih pun mulai melancarkan berbagai statement dan intimidasi untuk membela tim masing-masing. Penonton pun sesekali melontarkan botol minuman ke bangku official dan menyalakan kembang api sebagai tanda pressure ke tengah lapangan.
Wasit punya prosedur, tetap tidak mau gegabah. Bahkan jika diperbolehkan improvisasi, wasitpun ingin melihat flashback dalam rekaman video. Toh, tugas dia akan jauh lebih ringan. Sepertinya hal itu belum saatnya. Hal ini membuat para pemain yang bertikai tidak sabar. Sepertinya kurang seru jika tidak melibatkan banyak pihak. Tiba-tiba pemain pelaku diving berteriak kepada wasit: "Sit, saya memang jatuh, tapi tidak diganjal. Saya diving, tapi itu bukan kemauan saya, pelatih yang nyuruh saya." Sambil jarinya menunjuk ke arah pelatih, dia melanjutkan bahwa pelatih pernah menginstruksikan: "kamu hanya boleh melakukan diving kalau dijaga bek tengah. Ingat khusus bek tengah. Sebisa mungkin kamu giring bola ke bek tengah, lalu diving yang mulus."
Kayaknya, prosedur wasit yang lama untuk mengambil keputusan, serta tidak selesainya perang statement antar official membuat gerah para penonton. Terserah mereka mau ngomong apa. Daripada mengikuti nasib pertandingan yang belum jelas, lebih baik membuat kegiatan sendiri. Kita mau nonton pertandingan, bukan melihat orang berantem.
Jika benar bilang benar, jika salah bilang salah. Jika dituduh salah, bilang wasit bahwa kaki saya tidak memar dan sepatu saya tidak lepas, jadi mana mungkin saya bersentuhan dengan pengganjal. Kalau di sepakbola wasit bisa memutuskan diving sesuai keyakinannya. Di pengadilan pun sama, hakim punya kewenangan menentukan diving atau tidaknya berdasarkan alat bukti yang diajukan. Bukan kali ini saja, justru orang ke pengadilan ada merasa di-diving orang lain. Jadi diving men-diving sudah menjadi hal yang lumrah di pengadilan. Cuma yang diherankan, baru kali ini ada diver yang bicara terus terang bahwa dia melakukan diving.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H